

inNalar.com – Kini, pemerintah Israel telah menguasai 2/3 wilayah di Jalur Gaza.
2/3 wilayah jalur Gaza tersebut mencakup 246 kilometer persegi.
Daerah yang terkena dampak adalah rumah bagi 1,78 juta warga Palestina.
Pada awal perang, militer Israel mulai memerintahkan warga Palestina di bagian utara wilayah tersebut untuk meninggalkan rumah mereka.
Hal tersebut bertujuan menghindari pertempuran darat. Namun, pada saat bersamaan pesawat Israel terus menyerang di bagian selatan.
Kendati demikian, Israel mengatakan mereka hanya menyerang sasaran Hamas.
Israel juga berpendapat bahwa Hamas bertanggung jawab atas kerugian yang dialami warga sipil karena mereka beroperasi dari dalam lokasi sipil.
Hal tersebut membuat populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang berdesakan di Kota Rafah.
Diketahui hingga kini jumlah korban tembus diangka 27 ribu jiwa yang sebagian besarnya adalah anak dan perempuan.
Sementara itu, Palestina menolak segala upaya Israel untuk memindahkan atau mengganti perbatasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir.
Diketahui bahwa pada haru Sabtu, 3 Februari 2024, pada hari Sabtu bahwa pemerintah Israel sedang mempertimbangkan untuk merelokasi perbatasan Rafah dengan Mesir ke daerah Kerem Shalom.
Relokasi penyeberangan ke segitiga perbatasan antara Israel, Gaza, dan Mesir bertujuan untuk mencegah Kairo melakukan intervensi dalam pengelolaannya.
Baca Juga: Jika Ketemu Jangan Panik, Ternyata Ini Ulat yang Lagi Cosplay Jadi Ular Kobra, Mirip Banget Kan?
Perlintasan perbatasan Rafah adalah satu-satunya titik penyeberangan antara Mesir dan Jalur Gaza.
Hingga kini, Serangan Israel telah menyebabkan 85% penduduk Gaza menjadi pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Dilansir inNalar.com dari yenisafak.com, sebanyak 60% infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.***