

inNalar.com – Israel akan melancarkan serangan yang sudah lama diancam terhadap Rafah pada bulan Ramadhan.
Serangan tersebut akan benar-benar dilakukan oleh Israel jika Hamas tidak membebaskan sisa sandera yang di tahan di Gaza.
Jika pada bulan Ramadhan para sandera kita tidak ada di rumah, pertempuran akan berlanjut di mana-mana, termasuk wilayah Rafah.
Baca Juga: Baru Punya Anabul? Ini Beberapa Tips Beli Perlengkapan dan Keperluan untuk Pemilik Anjing Pemula
Sebagai informasi, Ramadhan, bulan suci umat Islam, diperkirakan akan dimulai pada 10 Maret.
Pemerintah Israel sebelumnya belum menentukan batas waktu rencana penyerangan terhadap kota Rafah.
Khawatir akan potensi jatuhnya korban dalam jumlah besar, pemerintah asing dan organisasi bantuan telah berulang kali mendesak Israel untuk menyelamatkan Rafah.
Mengingat, Rafah merupakan kota besar terakhir di Gaza yang tidak diserang oleh pasukan darat selama perang empat bulan tersebut.
Dilansir inNalar.com dari rte.ie, terdapat berbagai tekanan internasional dan seruan langsung oleh Presiden AS Joe Biden mengenai kota Rafah.
Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan perang tidak dapat diselesaikan tanpa menekan Rafah.
Baca Juga: Ingin Adopsi Anabul? Intip 3 Cara Merawat Kucing untuk Pemula Agar Hewan Peliharaan Sehat dan Ceria
Berbicara pada konferensi yang sama di Yerusalem kemarin, Netanyahu memperbarui janjinya “untuk menyelesaikan tugasnya demi meraih kemenangan total” atas Hamas.
Serangan akan dilakukan secara terkoordinasi dan dalam percakapan dengan warga Amerika dan Mesir.
Hal itu dilakukan untuk memfasilitasi evakuasi dan “meminimalkan korban sipil sebanyak mungkin”.
Baca Juga: Jangan Panik dan Tetap Tenang, Inilah Cara Mengobati Anak Kucing yang Kejang-Kejang
Namun, di mana warga sipil dapat pindah dengan aman dari Gaza masih belum jelas.
AS, sekutu utama dan pendukung militer Israel, telah mendorong gencatan senjata selama enam minggu.
Gencatan senjata itu dilakukan sebagai imbalan atas pembebasan 130 sandera yang diperkirakan Israel masih ditahan di Gaza.
Israel mengatakan pihaknya yakin banyak dari sandera tersebut, serta para pemimpin Hamas, bersembunyi di Rafah.***