Isra Miraj 2022, Ada Pelajaran Toleransi 3 Agama Berbeda Hidup Damai di Tempat Kejadian Bumi Penuh Berkah Itu

inNalar.com – Isra Miraj 2022 waktunya mengambil pelajaran dan hikmah yang terjadi masa lalu, untuk kebaikan kehidupan saat ini.

Peristiwa besar ini terjadi dengan rute perjalanan yang dilalui Rasulullah SAW dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha atau Palestina sekarang.

Allah SWT juga mengabadikan di dalam Al Quran peristiwa Isra Miraj 2022, dan menyebut tanah sekitarnya yang dipenuhi berkah.

Bumi Isra Miraj tersebut dahulu Baitul Maqdis kini yang dikenal dengan Palestina atau Kota Yerusalem juga merupakan kiblat pertama Islam.

Baca Juga: Isra Miraj 2022 atau 1443 H, Buya Yahya Bongkar Ciri-ciri Tunggangan Rasulullah saat Mangalami Isra Mi’raj

Ketika Isra Miraj terjadi Rasulullah SAW sholat di Masjidil Aqsha, sementara para nabi menjadi makmumnya sebelum naik ke langit.

Dirangkum inNalar.com dari berbagai sumber pada Senin, 7 Februari 2022. Rasulullah SAW juga sekaligus menapak tilas perjuangan para nabi sebelumnya di bumi Isra Miraj ini.

Bumi Isra Miraj Palestina ini selain diisi dengan sejarah Islam, ternyata juga ada agama lain yang hidup berdampingan dengan damai sejak lama.

Sejarah Yahudi di kota Yerusalem adalah tempat berdirinya kuil suci Sulaiman atau Solomon temple dan sekaligus ibu kota kerajaannya.

Baca Juga: Begini Peristiwa Terjadinya Isra Miraj Menurut Buya Yahya: Kejadian Ini Mau Diilmiahkan Tidak Akan Ilmiah

Yerusalem bagi umat Kristiani juga tempat suci yang penting, menjadi qiblat di mana dahulu Isa mengajarkan ayat-ayat Tuhan.

Di daerah ini pula terdapat Gereja Makam suci atau yang disebut kanisah Al Qiyamah, yang didirikan oleh seorang ahli agama Sant Helena.

Selain ahli agama, Sant Helena adalah ratu Romawi yang salehah, dirinya juga ibunda dari Kaisar Konstantin The Great.

Gereja Makam juga merupakan tempat ibadah yang dikunjungi Umar bin Khattab setelah selesai menandatangani perjanjian atau serah terima kekuasaan.

Anehnya di tengah kunjungannya tersebut adzan dzuhur berkumandang, Uskup yang menemani Umar bin Khattab mempersilahkan untuk sholat di bagian bawah gereja.

Baca Juga: Peringati Isra Miraj 2022 atau 1443 H, Simak Kedahsyatan Tunggangan Rasulullah SAW Kala Itu

Umar bin Khattab menyambut baik tawaran tersebut tetapi  tidak menerimanya, karena dirinya khawatir sebagai pimpinan kaum muslimin.

Umar bin Khattab khawatir prilakunya dijadikan alasan agar orang merubah Gereja tersebut menjadi Masjid, maka dirinya memilih mencari tempat lainnya.

Hebat bukan seorang Umar bin Khattab yang disebut keras tersebut tetapi ternyata memiliki visi toleransi yang tinggi dan jauh ke depan.***

Rekomendasi