

inNalar.com – Umat Islam merupakan pemeluk agama mayoritas beberapa negara di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam dan Pattani (Thailand Selatan).
Konversi dalam Islam merupakan serangkaian proses panjang, Islamisasi di Asia Tenggara terjadi secara intens semenjak akhir abad ke-12.
Terdapat beberapa teori tentang kedatangan Islam di Asia Tenggara. Yang paling populer adalah datangnya pedagang muslim dari Jazirah Arab di beberapa wilayah Nusantara sejak abad ke-7, akan tetapi tidak ada bukti kuat yang menyatakan bahwa mereka memulai kegiatan penyebaran agama Islam.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Diisukan Berebut Ban Kapten dengan Maguire, Simak Fakta Selengkapnya Berikut Ini
Baru pada akhir abad ke-12 Islamisasi terjadi ketika para guru dari berbagai tempat di Jazirah Arab pergi mengembara. Kedatangan Islam di Asia Tenggara hampir kesemuanya diawali dari interaksi masyarakat wilayah kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, China, Gujarat, Iran, Yaman dan Arabia Selatan.
Para pedagang itu umumnya menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir. Penyebarannya pun juga dengan cara ramah tamah tanpa perlawanan dan peperangan.
Penyebarannya dilakukan dengan perdagangan, perkawinan, pendidikan, kesenian, tasawuf dan laiinya. Aspek Teologi menjadi bagian lain dari Islam Asia Tenggara.
Wilayah Kedah, Terengganu telah mengenal Islam saat itu. Kesultanan Malaka, Kesultanan Samudera Pasai menjadi pilar pada periode abad ke-13 hingga 14 Masehi. Ajaran-ajaran Islam menjadi bagian yang terus dikembangkan kepada penduduk wilayah Melayu.
Aspek Fiqih mulai berkembang di Asia Tenggara pada periode 1200-1400 Masehi, sedangkan bidang teologi mulai muncul dan berkembang pada periode 1400-1700 Masehi.
Syed Muhammad Naquib al-Attas memberikan pandangan tentang perkembangan Islam yang pesat di Asia Tenggara pada Abad 13-18 Masehi.
Ia berpendapat bahwa akulturasi yang dilakukan pada tahun 1200-1400 Masehi dalam bidang fiqih disebut sebagai fase pertama, dan berkembangnya teologi Islam serta tasawwuf pada tahun 1400-1700 Masehi adalah fase keduanya.
Mazhab yang berkembang di Asia Tenggara adalah Syafi’i, pengaruh yang kuat terhadap madzhab ini dibawa melalui Kesultanan Samudera Pasai dilanjutkan oleh Kesultanan Brunei setelah runtuhnya Kesultanan Malaka.
Baca Juga: Nasib Rumah Tempat Tinggal Song Joong Ki dengan Song Hye Kyo Selama Menikah Berakhir Begini
Kesultanan Brunei melakukan dakwah akan Islam ke wilayah bagian timur dari khatulistiwa, yang meliputi Luzon, Cebu, Otan dan daerah di dekatnya.
Pengaruh madzhab Syafi’i tidak hanya berada di wilayah Indonesia, Malaysia dan Filipina Selatan yang didominasi oleh muslim etnis Melayu, madzhab ini berkembang pula sampai dengan wilayah Thailand Selatan.
Surau menjadi titik tolak pengaruh yang cukup kuat akan madzhab Syafi’i dalam perkembangan kehidupan beragama di Asia Tenggara. Daerah yang banyak menggunakannya adalah Minangkabau, Sumatera Selatan, Semenanjung Malaysia, dan Pattani (Thailand Selatan).
Komunitas Muslim di wilayah Indonesia, Malaysia, dan Brunei didominasi dari satu etnis atau etnis tertentu. Sedang di Myanmar atau yang dahulu dikenal dengan Burma, komunitas Islam ditunjukkan dengan Muslim Rohingya yang menetap di Arakan.
Etnis muslim di Arakan terbagi atas etnis Creole, Arab, Turki, Persia, Pathan, Mogul Bengalis, dan Indo-Mongoloid. Etnis Rohingya yang juga beragama Islam, tetapi memiliki ciri fisik, budaya, dan bahasa yang lebih mirip dengan dialek Chittagonian yang berasal dari bahasa Bengali yang banyak digunakan di Bangladesh.
Islam di Kamboja ditunjukkan oleh etnis Cham yang bermula beragama Budha menjadi Islam. Perniagaan menjadi faktor utama etnis Cham berkenalan dengan Islam.
Pedagang dari Persia, Gujarat, dan Arab menjadi bangsa yang mengenalkan Islam terhadap etnis Ini. penaklukan menjadi faktor lain dari perpindahnya etnis Cham menjadi muslim.
Akibat kekalahan yang diderita dari serbuan orang-orang Vietnam yang menaklukan ibukota Etnis Cham yang bernama Vijaya pada 1471 M.
Islam masuk ke Filipina sekitar Abad ke-13, bermula di Sulu Filipina SelataN. Islam berkembang melalui jalur perdagangan dan disebarkan oleh para da’i, yang dikenal dengan sebutan Masya’ika, Makhdumin, dan Auliya’.
Islam diperkenalkan ke Filipina pada tahun 1210 M oleh para pedagang Arab dan penyebar Islam. Islam di Filipina berkembang akibat pengaruh dan kejayaan yang besar di Mindanao (Maguindanao) melalui peran Syarif Muhammad Kabungsuwan atau lebih dikenali Syarif Kabungsuwan***