

inNalar.com – Genting Oil Kasuri Pte Ltd, entitas usaha terafiliasi ke sosok taipan elit asal Malaysia ini dikabarkan akan menggarap pengembangan ladang gas di Papua Barat.
Lapangan Asap Kido Merah di Blok Kasuri ini akan dimantapkan langkah pengerjaannya usai resmi masuk ke dalam garapan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Investasi yang bakal dibutuhkan untuk pengembangan lebih lanjut diestimasikan mencapai US$ 3,37 miliar.
Apabila dirupiahkan dengan (kurs per 13 Januari 2024) Rp15.538,20, maka gambaran ongkos proyek ini besarannya Rp52,32 triliun.
Pihak pengelola Blok Kasuri telah melakukan kesepakatan awal atau Head of Agreement dengan PT Pupuk Kalimantan Timur terkait pasokan gas.
Jadi nantinya hasil produksi dari lapangan gas tersebut rencananya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri pupuk di Papua Barat.
Usai proyek ini tertunda selama 16 tahun, tepatnya sejak 2008, akhirnya tahap Front-End Engineering Design (FEED) telah selesai dilakukan.
Itu berarti rincian desain dan detail teknis proyek sebentar lagi akan mampu menggerakkan proyek ladang gas ini ke tahapan selanjutnya.
Apabila tidak ada aral melintang, direncanakan PSN ini mulai tancap gas untuk beroperasi atau onstream pada kuartal IV akhir tahun 2025.
Mengingat pembangunan pabrik pupuk senilai Rp15,5 triliun garapan PT Pupuk Kalimantan Timur ini tengah dibangun di Fakfak, Papua Barat.
Sebagai selingan informasi, kapasitas produksi pupuk urea yang tengah digarap oleh Pupuk Kaltim mencapai 1,15 juta ton setiap tahunnya.
Lantas, seberapa besar potensi ladang gas di Blok Kasuri yang diproyeksikan untuk memasok pabrik pupuk dan LNG di kawasan Papua?
Sebelumnya, hasil identifikasi perkiraan potensi gas yang teridentifikasi mencapai 1.735 miliar standar kaki kubik per hari (Bscfd).
Namun setelah pihak Kementerian ESDM menyetujui revisi Plan of Development I, terdapat teridentifikasi kembali meningkat jadi 2.673,7 miliar standar kaki kubik per hari.
Potensi cadangan Blok Kasuri ini juga terpantau mencapai 2.244,45 miliar standar kaki kubik per hari.
Nantinya, lapangan gas di Papua Barat ini bakal memasok aliran gas menuju pabrik pupuk di Fakfak sebesar 102 Miliar British Thermal Units per hari.
Dari aliran tersebut, rencananya bakal ada produksi Ammonia sebesar 2.500 mteric ton per day (Mtpd) dan urea sebesar 3.500 Mtpd.
Sebagai informasi tambahan, Kementerian ESDM telah menyatakan dukungan terhadap proyek Lapangan Asap Kido Merah untuk menjadi PSN pada 1 Desember 2023.
“AKM (Asap Kido Merah) sekarang untuk dukungan gas untuk pabrik pupuk,” kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, dikutip dari ESDM.***