Investasinya Rp43 Triliun, Jawa Barat Kini Miliki Mega Proyek Pelabuhan yang Ekspor Mobil Ternama, Apa Saja?

InNalar.com – Terdapat satu mega proyek yang diharapkan mampu mendongkrak perekonomian di daerah Jawa Barat.

Mega proyek tersebut adalah pembangunan pelabuhan Patimban, yang tepatnya berada di kabupaten Subang.

Bahkan nantinya tempat kapal berlabuh ini juga akan jadi yang terbesar di Indonesia dengan mengirimkan barang ekspor ke luar negeri.

Baca Juga: Benarkah Milenial dan Anak Muda Sulit Beli Rumah? Cek Dulu 5 Tips Efektif Tentang Keuangan Ini!

Dengan kata lain, infrastruktur yang saat ini tengah dibangun itu akan mengalahkan Tanjung Priok, yang hingga sekarang memegang gelar tersebut.

Pembangunan proyek ambisius ini pun cukup memakan waktu, karena hampir membutuhkan 10 tahun hingga rampung digarap.

Pasalnya, pembangunan Patimban itu sendiri telah dimulai sejak tahun 2018 lalu, dan ditargetkan rampung pada tahun 2027.

Baca Juga: Kinerja Cemerlang, Dirut BRI Sunarso Dinobatkan Sebagai ‘Maestro CEO of The Year’ dan BRI Menjadi ‘Most Profitable Bank with Best GCG’

Sedangkan untuk pembangunannya sendiri, penggarapan Patimban ini akan dibagi jadi beberapa tahap.

Tahap itu adalah 1-1, 1-2, 2, dan terakhir tahap 3 yang target rampungnya tahun 2024.

Walau memakan waktu lama, namun tahap pembangunan 1-1 pada mega proyek ini sudah selesai, bahkan sudah beroperasi.

Baca Juga: Biar Gaji Gak Numpang Bentar di Rekening, Ini 5 Tips Atur Keuangan untuk Sandwich Generation

Mungkin cukup pantas untuk menyebut pelabuhan Patimban yang terletak di Subang ini jadi yang terbesar.

Alasannya, karena pada tahap 1-1 yang sudah rampung ini saja sudah menelan anggaran Rp 14 triliun yang dananya bersumber dari pinjaman Japan International Cooperation Agency (JICA).

Walau pembangunannya baru selesai di tahap 1-1, namun infrastruktur kapal yang berada di Jawa Barat ini sendiri sudah beroperasi dan telah mengekspor mobil ke luar negeri.

Baca Juga: Shopee 12.12 Birthday Sale Catat Peningkatan Transaksi terhadap Produk Brand Lokal dan UMKM

Menggunakan kapal MV. Fujitrans berbendera Liberia, pengiriman barang ke luar negeri itu ditujukan ke Filipina yang berupa kendaraan sebanyak 1.209 unit.

Perjalanan yang dilakukan kapal itu nantinya akan menuju Port Klang, Singapura, Kuching, dan Filipina.

Pengiriman ke luar negeri itu merupakan perdana atau pertama kalinya pelabuhan Patimban ini digunakan karena telah mampu beroperasi.

Baca Juga: Telan Rp1,47 Triliun, Bendungan Mbay NTT Diklaim Bakal Lipatgandakan Produksi Beras Petani

Sebenarnya terdapat lagi pabrikan mobil yang cukup ternama di Indonesia yang menggunakan tempat berlabuh kapal itu untuk mengirimkan kendaraannya ke luar negeri.

Pabrikan mobil yang dimaksud yaitu Mitsubishi, Hyundai Daihatsu, dan Toyota yang menggunakan infrastruktur yang nantinya jadi terbesar di Indonesia dan terletak di Jawa Barat tersebut.

Walau baru tahap 1-1 yang selesai, namun pada bulan Januari hingga November telah ada bongkar muat kendaraan sebanyak 12.335 kendaraan.

Baca Juga: Anggarannya Rp481 Miliar, Stasiun Pompa Ancol Sentiong Jakarta Utara Diramal Jadi Solusi Banjir DKI Jakarta

Padahal pada tahap 1-1 tersebut yang baru rampung dikerjakan hanyalah terminal peti kemas dengan luas 35 hektar yang Ditambah dengan kapasitas 250.000 TEUs.

Selain itu masih ada pula terminal kendaraan yang luasnya 25 hektar telah rampung yang kapasitasnya mencapai 218.000 CBU.

Disuntik dana Rp 14 triliun dari dana pinjaman JICA di Jepang, maka tak heran jika tahap 1-1 saja sudah memiliki fasilitas yang cukup fantastis.

Baca Juga: Ikuti UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023, Vinto Craft Raih Kontrak Ekspor 3.000 Unit Produk Ke Qatar

Jika berbicara fantastis, maka saat Mega proyek ini selesai dana anggarannya akan lebih fantastis dari yang telah dijelaskan di atas.

Dilansir InNalar.com dari kppip, pasalnya pembangunan mega proyek ini sendiri akan menyerap anggaran hingga Rp 43,221 Triliun.

Sementara itu untuk tahap 1-2 yang tengah digarap, nantinya target penyelesaian pada tahap ini akan rampung pada tahun 2025.

Baca Juga: Investasikan Dana Rp4,5 Triliun, Jalan Tol Bali-Mandara Uji Coba Teknologi MLFF, Bisa Bayar Tanpa Hentikan Kendaraan?

Karena tahap 1-2 akan memiliki terminal peti kemas yang luasnya 66 hektar plus kapasitasnya yang mencapai 3,75 juta TEUS.

Ditambah ada lagi terminal kendaraan dengan luas 25 hektar yang memiliki kapasitas kumulatif 600.000 CBU dan terminal roro yang luasnya 200 meter.

Mirip dengan tahap 1-1, pembangunan mega proyek di tahap ini juga meminjam JICA sebesar Rp 9,5 triliun. ***

 

Rekomendasi