Investasinya Rp197 Triliun, Kilang Minyak Bontang Sempat Alami Gangguan, Padahal Jadi Tulang Punggung RI?

InNalar.com – Kilang minyak bontang merupakan salah satu fasilitas yang digunakan dalam memproduksi minyak mentah menjadi beberapa produk.

Fasilitas itu sendiri tepatnya berada di kota Bontang, provinsi Kalimantan Timur. Pengelola kilang minyak tersebut adalah perusahaan tersohor di Indonesia, yaitu PT pertamina Hulu.

Meski begitu, ternyata kilang minyak tersebut tengah mengalami penurunan dari hasil produksinya.

Baca Juga: Warga Panik! Gempa Berkekuatan 6,6 Skala Richter Guncang Kupang NTT dan Sebabkan Bangunan Retak dan Roboh

Bahkan dari penurunan tersebut juga akan mengancam pada pasokan gas untuk Kilang minyak Bontang.

Tidak hanya itu, karena ketidak pastian itu juga menyebabkan terjadinya penangguhan pengiriman kargo LNG ke pembeli.

Padahal untuk membangun kilang yang berada di Kalimantan Timur ini anggaran yang dibutuhkan cukuplah fantastis.

Baca Juga: Gaet 2 Perusahaan Arab Hingga Kuras Ratusan Triliun, Kilang Minyak di Kaltim Justru Dikritisi Aktivis, Kenapa?

Dilansir InNalar.com dari KPPIP, anggaran yang dibutuhkan dalam membangunnya yaitu sebesar Rp 197,586 Triliun.

Berdasarkan pada situs resmi tersebut, nantinya produksi yang akan dihasilkan dari kilang ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di RI.

Jika sesuai rencana, nantinya kilang minyak Bontang ini akan memiliki kapasitas produksi bahan bakar minimal 300 ribu barel per hari.

Baca Juga: Termasuk Bika Ambon, 5 Kuliner Khas Asal Sumatera Utara Ini Bisa Bikin Ketagihan Saat Dicoba! Mana Favoritmu?

Sementara pada tahun 2020, realisasi produksi milik PT pertamina Hulu ini mencapai 29.691 barel minyak per hari.

Sedangkan di tahun 2021 realisasi produksi siap jual kilang minyak bontang ini hanya mencapai besaran 24.931 barel minyak per hari.

Berdasarkan data di atas, maka terjadi penurunan produksi minyak bumi yang dihasilkan oleh kilang minyak bontang sebesar 4.760 barel minyak per hari.

Dalam membantu hal tersebut, diketahui pemerintah telah memberikan bantuan pada PT pertamina hulu dengan memberikan beberapa insentif.

Insentif tersebut berupa first tranche petroleum dari 20% ke 5%, investment credit 17%, serta depresiasi dipercepat pada tahun terakhir production sharing contract.

Bahkan ada pula insentif lain yaitu pembebasan pajak pertambahan nilai, serta pajak bumi dan bangunan tubuh bumi, dan ada pula insentif pemanfaatan barang milik negara hulu migas.

Walau begitu, sebenarnya realisasi produksi siap jual di kilang minyak Bontang ini sepanjang tahun lalu telah sukses melampaui target.

Pasalnya, target yang ditetapkan pada awalnya adalah 22.000 bopd dengan pencapaian 113,3%dari.

Namun Realisasi produksi siap jual gas bumi pada tahun 2021 mencapai 117,3 persen dari target penetapannya yaitu sebesar 410 MMscfd.

Karena itulah penurunan produksi yang terjadi di Kalimantan Timur ini dapat mengancam pada keberlangsungan pasokan gas Kilang Bontang.

Seharusnya jika Pertamina Hulu tersebut telah diberikan insentif, harusnya perusahaan itu mampu meningkatkan jumlah pengeboran agar dapat menahan penurunan produksi yang cukup besar di Mahakam.***

 

Rekomendasi