Investasi Rp90 Triliun, Antam Gandeng Perusahaan Asal Hong Kong Bangun Proyek Baterai Lithium untuk Kendaraan Listrik

inNalar.com – Salah satu program yang tengah dipercepat oleh pemerintah saat ini adalah pemanfaatan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai atau KBLBB.

Hal ini telah diamanatkan oleh Presiden Jokowi melalui Perpres No.55 Tahun 2019 sebagai upaya untuk mengurangi gas emisi rumah kaca.

Hal tersebut juga telah dilaksanakan oleh PT Aneka Tambang Tbk atau Antam yang menjalin kerja sama dengan Hong Kong CBL Limited untuk proyek ekosistem baterai Electric Vehicle atau EV.

Baca Juga: Investasi Rp238,25 Triliun, Pertamina Masih Kompak Bareng Rosneft Garap Megaproyek Kilang Tuban di Jawa Timur, Genjot Kapasitas Produksi 300.000 Bph

Dengan begitu, Indonesia nantinya bisa membangun sebuah ekosstem kendaraan listriknya sendiri sehingga program KBLBB dapat diwujudkan lebih cepat.

Melansir dari laman Kementerian ESDM, proyek ini sudah diteken sejak Kamis 28 Desember 2023 di Kantor Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM.

Luhut Binsar Pandjaitan selaku Meko Marves dalam acara Penandatanganan Divestasi Proyek Ekosistem Baterai EV memberikan selamat kepada Antam, CBL, dan IBC yang telah menjalin kerja sama dalam hal supply chain ekosistem baterai lithium di Indonesia.

Baca Juga: Selamatkan Uang Negara Rp72,99 M, BPH Migas Gandeng Institusi Penegak Hukum untuk Awasi Penyimpangan BBM Sepanjang 2023

Ia menyebut bahwa ini merupakan yang pertama di dunia. Tahapannya sendiri berawal dari tambang nikel sampai giga factory bateral cell and pack, kemudian daur ulang.

Luhut juga menekankan tentang pentingnya efisiensi sekaligus kecepatan pengerjaan proyek karena saat ini persaingan global semakin ketat.

Ia juga menyatakan bahwa eksekusi proyeknya perlu dilakukan dengan tetap memperhatikan dan memathui standar lingkungan serta ketenagakerjaan yang tinggi.

Baca Juga: Pendapatan Usaha Meroket hingga Rp14 Triliun, PT Vale Indonesia (INCO) Garap 3 Proyek Senilai Rp129 Triliun, Apa Saja?

Menurutnya, proyek ini juga menjadi jawaban atas hilirisasi di Indonesia.

Selain itu, implementasi proyeknya juga harus menjadi contoh standar bagi proyek-proyek serupa lainnya di masa depan nanti.

Ia juga membuka diri terhadap adanya kritik tentang isu lingkungan. Kemudian terus berkomitmen untuk melakukan perbaikan.

Baca Juga: Tonjolkan Eksotisme Hulu Sungai Utara, Pemprov Kalimantan Selatan Rela Korek APBD Rp1,57 M Guna Lejitkan Wisata Kerbau Rawa hingga ke Mancanegara

Seperti dengan meningkatkan SOP-nya hingga melakukan pelatihan pegawai lokal agar bisa menerapkan teknologi tinggi.

Dengan begitu, diharapkan Indonesia dapat menjadi contoh negara maju yang transparan.

Sementara itu Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa dalam menjalankan proyek ini penting untuk memperhatikan lingkungan dengan lebih detail.

Baca Juga: Sumbang Rp1,39 Triliun ke Kas Negara, PNBP BPH Migas Melesat Lampaui Target, Jadi Kado Tutup Tahun 2023Baca Juga: Sumbang Rp1,39 Triliun ke Kas Negara, PNBP BPH Migas Melesat Lampaui Target, Jadi Kado Tutup Tahun 2023

Menurutnya, perlu dilakukan mitigasi atas hal-hal yang kemungkinan dapat memberikan dampak buruk serta merugikan bagi seluruh pihak.

Ia juga menegaskan bahwa nilai investasi yang digelontorkan dalam proyek ini bukan kecil-kecilan.

Akan tetapi nilai investasi tersebut cukup besar. Bukan seperti membangun stainless steel namun ekosistem dari baterai mobil.

Investasi ini sendiri disebut bisa menyentuh angka Rp80 sampai dengan Rp90 triliun sehingga nilainya sangat besar.***

Rekomendasi