

inNalar.com – Perusahaan hasil investasi China Shandong Nanshan Aluminium Co Ltd melalui PT Bintan Alumina Indonesia bakal lanjut mengembangkan smelter aluminium di KEK Galang Bintan, Kepulauan Riau.
Upaya hilirisasi bauksit ini merupakan lanjutan dari Smelter Grade Alumina yang telah memiliki kapasitas produksi hingga 2 juta ton SGA per tahun.
Selain menjadi pabrik bauksit pertama di Kepulauan Riau, kapasitas produksi pabrik besutan emiten China ini juga yang terbesar di Indonesia.
Meski berlokasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, pasokan bahan baku bauksit perusahaan ini dipasok dari Kalimantan.
Setelah berhasil catatkan nilai ekspor sebesar Rp9,4 triliun dari hasil olahan bauksit menjadi Smelter Grade Alumina (SGA).
Selanjutnya PT Bintan Alumina Indonesia bakal lanjutkan pengolahan hingga produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Baca Juga: Jadi Upaya Turunkan Impor LPG, Pabrik BioCNG di Langkat Ini Bisa Kurangi 3,7 Juta Ton CO2 perTahun
Produk bernilai tinggi itu adalah aluminium ingot, sebagaimana yang pernah diungkap oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bahwa tingkat value produk itu mampu mengganda 16 kali lipat.
Proyek pembangunan smelter aluminium ini bakal semakin melengkapi hilirisasi bauksit di Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang, Bintan, Kepulauan Riau.
Nilai investasi pengembangannya pun cukup fantastis, yakni mencapai Rp88,9 triliun, dikutip laman Pemorov Kepri.
Adapun kapasitas awal yang akan terpasang baru sebesar 250.000 ton, tetapi pada tahun 2027 ditargetkan bakal dimaksimalkan hingga 500.000 ton per tahun.
Untuk itu, diproyeksikan bakal ada PLTU dengan kapasitas 2.850 Mega Watt (MW) guna memenuhi kebutuhan pasokan listrik di kawasan hilirisasi bauksit ini.
Adapun saat ini total pembangkit listrik termal yang terpasang sebesar 160 Mega Watt (MW).
Rencananya selain hasil produk nantinya bakal jadi pasokan dalam negeri, sebagiannya akan diekspor ke target pasar di beberapa kawasan negara.
Di antaranya yang menjadi bidikan smelter aluminium ini adalah Asia Tenggara, Asia Timur, Afrika, hingga Eropa.
Sebagai informasi tambahan, perusahaan asal China ini memulai konstruksi kompleks smelternya di Indonesia pada tahun 2018.
Dua tahun berikutnya, KEK Galang yang juga dikelola oleh pihaknya melalui PT Bintan Alumina Indonesia, telah dilengkapi dengan fasilitas pelabuhan dengan gantry crane with bucket.
Semakin ekspansif, setahun setelahnya proyek smelter bauksit berkapasitas 1 juta ton alumina pun telah selesai dan memulai ekspor perdananya ke Malaysia.
Pada tahun selanjutnya, kapasitas pabrik di perbesar menjadi 2 juta ton alumina per tahun dan telah berhasil dioperasikan.***