Investasi Rp58 Triliun, PT Freeport Indonesia Siap Jadikan Kota Ini Bakal Jadi Pusat Hilirisasi Tembaga Dunia

inNalar.com – Sebuah kabar besar datang dari Gresik, kota yang dikenal dengan julukan Kota Santri.

Smelter tembaga terbesar di dunia yang dibangun oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) siap membawa kota ini menjadi pusat hilirisasi komoditas ini di dunia.

Megaproyek ini didirikan di kawasan ekonomi khusus Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE), Gresik, dengan total investasi fantastis mencapai Rp58 triliun.

Baca Juga: DPRD Kalsel Pelajari Keberhasilan Kabupaten Pulang Pisau sebagai Modal Pemekaran Wilayah Kalimantan Selatan

Pabrik pengolahan bijih tambang milik Freeport ini dirancang dengan jalur tunggal terbesar di dunia.

Kapasitasnya mampu memurnikan hingga 1,7 juta ton konsentrat tembaga setiap tahun, yang akan menghasilkan antara 600.000 hingga 700.000 ton katoda.

Dengan skala ini, Indonesia diproyeksikan menjadi produsen katoda tembaga terbesar kelima di dunia.

Baca Juga: 3 Mall Terkecil di Indonesia Salah Satunya di Bali, Luas Setara Lapangan Sepak Bola: Favoritnya Introvert Nih!

Resmi beroperasi setelah upacara penyalaan mesin perdana pada Kamis, 27 Juni 2024, smelter ini berperan vital dalam memperkuat hilirisasi industri tambang di Indonesia.

Yang merupakan sebuah langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah dari sumber daya alam Indonesia yang mana tembaga menjadi salah satunya.

Selain smelter baru PT Freeport Indonesia, Gresik juga telah memiliki PT Smelting yang lebih dulu beroperasi.

Baca Juga: DAHSYAT! Pelabuhan Baru di Makassar Jadi Salah Satu yang Terbesar di Indonesia, Luasnya Capai Segini

Dengan keberadaan kedua pabrik pengolahan logam ini, total kapasitas pemurnian mencapai 3 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Dari jumlah tersebut, diperkirakan akan diproduksi sekitar 1 juta ton katoda, 50 ton emas, dan 220 ton perak setiap tahunnya.

Smelter Freeport di Gresik ini juga merupakan bagian dari pemenuhan kewajiban kontrak karya ke-2 antara PTFI dengan Pemerintah Indonesia.

Peletakan batu pertama megaproyek ini dilakukan pada 21 Oktober 2021, menandai komitmen besar dalam industri tambang Indonesia menuju hilirisasi.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, menyampaikan bahwa keputusan untuk membangun smelter di Gresik adalah langkah strategis yang sangat tepat.

Permintaan tembaga global terus meningkat, seiring dengan revolusi energi terbarukan dan pengembangan ekosistem electric vehicle (EV) yang mengandalkan tembaga sebagai salah satu komponen utama.

Tony optimis bahwa dengan adanya smelter ini tidak hanya akan memenuhi kebutuhan dalam negeri, tetapi juga meningkatkan posisi Indonesia di pasar tembaga dunia.

Ia juga optimistis bahwa kehadiran smelter ini akan menjadi tonggak sejarah penting dalam industri tambang dan pengolahan tembaga di Indonesia.

Bupati Gresik, Fandi Akhmad Yani, menyambut baik kehadiran smelter PTFI di wilayahnya.

Ia percaya bahwa megaproyek ini akan memberikan dampak ekonomi yang sangat besar bagi Gresik dan masyarakat sekitarnya.

Megaproyek ini tidak hanya menempatkan Indonesia di peta industri global, tetapi juga mendukung visi pemerintah dalam mengembangkan hilirisasi dan memaksimalkan potensi sumber daya alam dalam negeri.***

 

Rekomendasi