

inNalar.com – Rosneft sempat diisukan hengkang dari megaproyek pembangunan Kilang Tuban Jawa Timur di tengah memanasnya geopolitik internasional antara Rusia dan Ukraina.
Namun, anggota komisi VII DPR RI, Ratna Juwita Sari menegaskan bahwa Proyek Grass Root Refinery (GRR) yang digarap PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) masih akan berjalan bersama perusahaan Rusia tersebut.
Kepastian itu disampaikan olehnya seusai mendapat konfirmasi langsung dari Dirut Pertamina mengenai status kemitraan Rosneft dalam proyek strategis nasional ini.
Bahkan KPI disebut tengah pasang target bahwa proyek pembangunan kilang minyak baru ini dapat lanjut ke tahap Final Investment Decision (FID) pada tahun 2024.
Dijelaskan secara merinci oleh Dirut PT KPI Taufik Aditiyawarman, saat ini pihaknya tengah melakukan tender 8 paket Engineering, Procurement, and Construction (EPC).
Di samping persiapan itu, Pertamina juga tengah memprogres persetujuan Financial Advisor (FA) dari para pemegang saham yang terlibat, termasuk mitra utama proyek ini, yaitu Rosneft sendiri.
Pembangunan Kilang Tuban di Jawa Timur sangat berarti bagi ketahanan nasional hingga tahun 2030.
Pasalnya berkaca dari apa yang telah dilalui 10 tahun terakhir, Indonesia masih belum mampu mengimbangi antara permintaan BBM dengan kapasitas produksi dalam negerinya.
Sebagai contoh di tahun 2015, kemampuan kilang minyak Pertamina kala itu hanya mampu memproduksi 650 ribu barel per hari (Bph).
Padahal kebutuhan minyak dalam negeri saat itu tembus hingga 1,18 juta barel per hari (Bph). Alhasil langkah impor pun dilakukan guna menutupi kebutuhan tersebut.
Menurut penghitungan perusahaan patungan PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP), diproyeksikan kebutuhan BBM nasional di tahun 2030 akan membengkak hingga 1,65 juta barel per hari (Bph).
Maka untuk keluar dari permasalahan pelik ini, megaproyek senilai Rp238,25 triliun ini pun menjadi salah satu cara negeri kita untuk mulai mengubah keadaan tersebut.
Beruntungnya Perusahaan Rusia Rosneft melalui afiliasinya Rosneft Singapore Pte Ltd masih setia bersama Pertamina dalam menggarap proyek strategis ini.
Sehingga, kedua perusahaan migas yang tengah berkolaborasi ini diketahui sedang berfokus untuk memperbaiki kilang minyak yang sudah ada.
Selain itu juga membangun kilang baru dengan kapasitas produksi 300.000 barel per hari (Bph).
Lantas, mengapa harus di Tuban? Rupanya pemilihan lokasi proyek jumbo di salah satu sudut kota di Jawa Timur ini memiliki alasan khusus di baliknya.
Daerah tersebut dipilih karena sangat strategis dan potensial dari sisi geografis mau pun sisi ekonomisnya.
Usai Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan keputusan resmi pada 10 Januari 2019, akhirnya pembangunan kilang minyak berlokasi di Kecamatan Jenu.
Luas lahan yang termakan oleh proyek pembangunan Grass Root Refinery (GRR) ini mencakup 840 hektare.***