

inNalar.com – Dalam rangka sempurnakan transformasi energi listrik, PT Freeport Indonesia telah ancangkan Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
Proyek PLTGU yang berlokasi di Kabupaten Mimika, Papua Tengah ini diproyeksikan bakal sempurna menggantikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Penuntasan transformasi energi bersih ini ditargetkan bakal dicapai pada tahun 2027 mendatang.
Pihak perusahaan memperkirakan nilai investasi yang bakal digelontorkan guna realisasikan proyek ini sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp15,86 triliun.
Sejauh ini perusahaan tambang emas dan tembaga ini telah memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Mesin gas (PLTMG) berkapasitas 128 Mega Watt (MW).
PT Freeport Indonesia juga bakal meningkatkan daya pembangkit PLTMG eksisting hingga 168 MW.
Target penurunan emisi karbonnya cukup besar apabila seluruh daya dan upaya transformasi perusahaan berjalan dengan lancar.
Setidaknya penekanan emisi karbon bisa mencapai 60 persen, naik dua kali lipat dari target sebelumnya yang hanya 30 persen.
Tidak hanya sektor pembangkit listrik, upaya transformasi energi juga terlihat pada sektor lainnya.
Sebagaimana diketahui pihak perusahaan tambang yang berbasis di Mimika ini mulai mengganti penggunaan truk pengangkut bijih.
Mengingat hasil emisi karbon dari pengoperasian truk cukup tinggi, PT Freeport mulai menggantinya dengan kereta listrik berkendali jarak jauh.
Melansir dari situs resmi perusahaannya, rupanya perusahaan tambang ini mulai menggunakan biofuel jenis B30 – B40.
Baca Juga: Rombak Jajaran Komisaris, Pabrik PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di Rembang Jadi Objek Vital Nasional
Pada rentang 2020 hingga 2024, diharapkan pihaknya mampu melejitkan penggunaan biofuel dari yang semula 7 liter menjadi 100 juta liter per tahun.
Dengan pengoperasian PLTGU berkapasitas 265 MW ini diharapkan PLTU yang selama 25 tahun telah dioperasikan nantinya akan dipensiunkan.
Harapannya pula dengan adanya upaya transformasi ke energi bersih ini pengurangan emisi karbon bisa mengganda dua kali lipatnya.
Jika semulai target pengurangan gas rumah kaca sebesar 30 persen, nantinya bakal mampu tekan emisi hingga 60 persen.
Penting untuk diketahui, PT Freeport Indonesia kini mulai kembali ke tangan RI usai divestasi saham sebesar 51 persen rampung.
Momen berbaliknya kepemilikan tambang di Mimika kepada negara ini tercatat dalam sejarah pada 21 Desember 2018 silam.
Divestasi saham ini telah membuat holding BUMN tambang MIND ID melalui PT Inalum gelontorkan dana sebesar US$ 3,85 miliar.
Dengan demikian, kini 51 persen saham PTFI menjadi milik perusahaan nasional, sedangkan porsi sisanya masih dimiliki oleh Freeport-McMoran.***