

inNalar.com – Bali, sebuah surga pariwisata yang dikenal dengan pantai-pantai indah dengan budaya yang kaya, ternyata menyimpan cerita menarik di balik pesonanya.
Salah satunya adalah perjalanan panjang proyek pulau buatan pertama di Bali, yakni Pulau Serangan dengan luas kurang lebih 523 hektar.
Diketahui proyek ambisius ini diduga telah menghadapi tantangan dan perjalanan yang penuh liku sejak pembuatannya.
Dilansir inNalar.com dari laman resmi Pemerintah Kota Denpasar, Pulau Serangan ternyata telah dibuat pada pemerintahan Presiden Soeharto.
Penamaannya sendiri diambil dari gabungan dua kata “Sira” yang berarti sayang, dan “Angen” artinya kangen.
Pulau ini disebut sebagai “surga tersembunyi” dulunya merupakan kawasan pulau dengan luas sekitar 100 hektar.
Baca Juga: Dukung Revitalisasi Usaha, PT Wilmar Padi Indonesia Luncurkan Upgrading Penggilingan
Kemudian, pada tahun 1990-an, pemerintah pun menetapkan pulau ini menjadi kawasan wisata dengan membangun reklamasi.
Alhasil, pulau buatan seluas kurang lebih 500 hektar telah dibuat, namun pengembangan wisata tidak dapat difungsikan.
Pemberhentian tersebut terjadi karena kurangnya anggaran akibat krisis ekonomi yang terjadi kala itu.
Baca Juga: Pasar Unik di Sulawesi Selatan Ini Jadi Tempat Perdagangan Kuda Pertama dan Terbesar di Indonesia
Pengelolaannya sendiri menjadi tanggung jawab Bali Turtle Island Development (BTID) pada tahun 1995 hingga 1998.
Namun, proyek pengembangan wisata pulau buatan pertama di Bali ini akan dilanjutkan pada tahun 2019.
Proyek mangkrak selama kurang lebih 21 tahun tersebut akan menggandeng Kura Kura Bali untuk membangun kawasan pariwisata modern nan ramah lingkungan.
Pariwisata ini akan mem branding nama baru Pulau Serangan yang dikenal menjadi Pulau Penyu untuk disebut dengan “Island of Happiness”.
Diduga, BTID berinvestasi sebesar 104 triliun Rupiah untuk pulau buatan yang dijadikan khusus untuk pariwisata ini.
Investasi tersebut rencananya akan digunakan untuk membangun resort, pelabuhan marina, hingga sekolah internasional.
Karena jaraknya yang dekat dengan pusat kota, pulau ini diharapkan menjadi surga wisata masa depan Bali yang dapat mendongkrak perekonomian setempat.***