Intip Perbedaan Ciri-Ciri Koin Rp 100 Rumah Gadang yang Asli dan Hasil Rekayasa

inNalar.com – Uang kuno memiliki ciri khas khusus yang dapat membedakan antara yang asli dan yang palsu. Namun, belakangan ini banyak beredar uang kuno hasil rekayasa yang dibuat menyerupai uang asli.

Uang hasil rekayasa ini biasanya digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari kepentingan komersil hingga keperluan mistis.

Khususnya pada uang koin kuno Rumah Gadang, terdapat beberapa bentuk rekayasa yang dapat mengubah tampilan asli koin tersebut. Jika Anda adalah kolektor atau pecinta uang kuno, penting untuk mengetahui perbedaan ciri-ciri antara uang asli dan uang hasil rekayasa agar tidak tertipu.

Baca Juga: Prediksi Malaysia vs Singapura di Piala AFF 2024, Partai Pembuktian Terakhir Pau Marti Vicente Tukangi Harimau Malaya

Berikut adalah penjelasan mengenai ciri-ciri koin Rp 100 Rumah Gadang hasil rekayasa:

1. Tahun Emisi Dikikis atau Diubah

Tahun emisi adalah salah satu detail penting pada uang kuno yang sering menjadi sasaran rekayasa. Pada koin Rp 100 Rumah Gadang, tahun emisi aslinya adalah 1973. Namun, pada uang yang telah direkayasa, tahun ini dikikis dan diubah menjadi 1971.

Baca Juga: Prediksi Villarreal vs Rayo Vallecano di Liga Spanyol 2024-2025

Perubahan tahun emisi ini bertujuan untuk menaikkan nilai jual uang tersebut secara tidak wajar. Oknum penjual yang tidak bertanggung jawab sengaja melakukan ini agar uang terlihat lebih langka dan berharga.

Perlu dipahami bahwa uang yang sudah dikikis dan mengalami perubahan detail dapat dianggap tidak berharga, karena keaslian koin tersebut sudah dirusak. Oleh karena itu, berhati-hatilah saat membeli koin kuno dan selalu periksa keaslian tahun emisi.

2. Jumlah Pohon Kelapa Ditambahkan

Ciri koin asli Rp 100 Rumah Gadang adalah memiliki satu pohon kelapa yang terletak di samping gambar Rumah Gadang. Namun, pada uang yang direkayasa, sering kali jumlah pohon kelapa ditambahkan lebih dari satu.

Rekayasa ini dilakukan dengan cara menimpa koin menggunakan bahan serupa, lalu mengukir pohon tambahan pada permukaannya.

Baca Juga: Uang dengan Emisi 2005 – 2014 Diprediksi Akan Mengalami Kenaikan Harga, Segera Simpan Uangnya

Umumnya, penambahan detail seperti ini dilakukan untuk menarik perhatian pembeli yang tidak mengetahui ciri asli koin, sehingga mereka bersedia membayar harga tinggi. Padahal, penambahan detail ini membuat koin menjadi tidak asli dan kehilangan nilai koleksinya.

3. Penambahan Detail Aneh seperti Mobil atau Pemancar Satelit

Bentuk rekayasa lainnya adalah penambahan detail aneh yang sebenarnya tidak ada pada koin asli. Contoh detail tambahan ini adalah mobil atau pemancar satelit yang diukir di sekitar gambar Rumah Gadang.

Sama seperti pada rekayasa sebelumnya, proses ini dilakukan dengan menimpa dan mengukir permukaan koin. Penambahan detail ini bertujuan untuk menipu kolektor agar percaya bahwa koin tersebut memiliki ciri unik atau langka.

Perlu diingat, koin asli hanya memiliki gambar Rumah Gadang dengan satu pohon kelapa di sampingnya, tanpa tambahan detail lain seperti mobil atau satelit.

Tips Mengenali Koin Asli dan Menghindari Penipuan

Untuk memastikan Anda tidak tertipu dengan koin hasil rekayasa, berikut beberapa tips penting yang dapat Anda ikuti:

– Perhatikan Tahun Emisi: Pastikan koin memiliki tahun emisi asli 1973. Jika terdapat tanda kikisan atau perubahan angka, waspadalah.

– Cek Detail Pohon Kelapa: Koin asli hanya memiliki satu pohon kelapa di samping Rumah Gadang.

– Amati Detail Lain: Pastikan tidak ada tambahan aneh seperti mobil atau pemancar satelit.

– Beli dari Sumber Terpercaya: Jika Anda kolektor, belilah koin dari penjual atau toko yang memiliki reputasi baik.

– Lakukan Riset: Pelajari lebih dalam tentang ciri-ciri uang kuno asli untuk memudahkan Anda mengenali uang hasil rekayasa.

***