Intip Hewan Mungil yang Jadi Maskot Kabupaten Bungo, Punya Tubuh Mirip Rusa dan Terbiasa Hidup Sendirian?


inNalar.com – Kabupaten Bungo Provinsi Jambi memiliki maskot hewan yang unik dan mungil.

Hewan mungil tersebut termasuk satwa endemik dan tergolong mamalia kecil bernama tragulus napu atau pelandung napu.

Pelanduk napu atau lebih mudah disebut sebagai napu merupakan hewan yang masih berkerabat dekat dengan pelanduk jawa dan pelanduk kancil.

Baca Juga: Habiskan Hampir Rp 20 Miliar, Proyek Abal-Abal Kalimantan Barat Ini Belum Berfungsi Hingga Tak Ada Manfaatnya

Tubuh mereka sekilas mirip dengan rusa namun memiliki ukuran lebih kecil dan bagi orang yang belum pernah melihatnya akan mengira mereka adalah kancil.

Panjang kepala dan tubuh pelanduk napu sekitar 400-480 mm.

Habitat pelanduk napu berada di dataran tinggi seperti hutan-hutan tinggi , walaupun begitu mereka masih bisa dijumpai di kebun yang tak jauh dari hutan-hutan tersebut.

Pelanduk napu biasanya hidup di semak belukar yang lebat atau wilayah mangrove sepanjang pesisir Tenaserrim sampai ke Semenanjung Malaya.

Baca Juga: Rugikan Negara Rp 122 M, Proyek Pembangunan Gedung Pendidikan di Kalimantan Barat Ini Ternyata…

Persebaran habitat hewan ini menyebar luas di wilayah Asia Tenggara, mulai dari Indonesia, Malaysia, Thailand, ataupun Myanmar.

Di Indonesia habitat mereka dapat ditemui di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Dan pada tahun 2008 pemerintah Indonesia lewat Departemen Kehutanan dan DPR RI Komisi IV telah menyetujui langkah untuk melindungi satwa mungil tersebut.

Kabupaten Bungo mempunyai maskot unik pelanduk napu, karena memang pelanduk napu dapat ditemui salah satunya di kawasan Jambi seperti daerah Bungo.

Baca Juga: Unik! Bunga Rafflesia Terbesar di Dunia Ternyata Pernah Tumbuh di Danau Maninjau, Sumatera Barat

Sekilas pelanduk napu hampir mirip dengan kancil , akan tetapi mereka memiliki ciri-ciri yang berbeda.

Jika pada pelanduk kancil terdapat coretan putih di dadanya, sementara pelanduk napu memiliki lima garis putih.

Hewan ini juga dikenal dengan kebiasaannya yang introvert tidak terlalu suka keramaian, namun masih bisa hidup berpasangan apalagi saat musim kawin tiba.

Dengan adanya Kabupaten Bungo yang mengangkat satwa mungil ini sebagai maskotnya, maka hal ini dapat melindungi populasinya yang terancam punah akibat perburuan liar.

Pada tahun 2019 saja, banyak komplotan yang memburu satwa ini secara liar untuk diambil dagingnya.***

 

Rekomendasi