

inNalar.com – Setidaknya sebanyak 60-90% dari sampah yang ada di laut adalah berupa sampah plastik.
Sebagai salah satu bentuk penanggulangan sampah plastik tersebut, Kementerian PUPR kini telang menghadirkan inovasi terbaru.
Yakni diberi nama aspal plastik yang berasal dari sampah-sampah plastik tersebut.
Melansir dari akun Instagram @kemenpupr, proses pengolahan sampah plastik menjadi aspal plastik tersebut dimulai dengan membersihkannya terlebih dahulu.
Setelah itu, sampah-sampah yang terkumpul tersebut dikeringkan. Kemudian akan dihancurkan menggunakan mesin pencacah sampai menjadi bubur plastik.
Nantinya, Kementerian PUPR akan memproses limbah ini dengan jumlah yang cukup banyak hingga berkarung-karung.
Selanjutnya, karungan bubur plastik akan dibawa ke unit produksi campuran beraspal agar nantinya dapat terolah menjadi aspal siap pakai.
Untuk campuran aspal dengan memakai limbah plastik ini sendiri telah ditetapkan oleh Kementerian PUPR sejak tahun 2018 lalu.
Terlebih, sekarang ini sudah tercatat setidaknya ada 6 jalan yang memakai bahan tersebut.
Baca Juga: Dulu Kadis Peternakan, Kepala Dinas ESDM Kalimantan Timur Ini Ternyata Punya Hutang Capai Rp400 Juta
Daftar Jalan yang Memakai Aspal dari Sampah Plastik
Penerapan sampah plastik menjadi aspal merupakan salah satu upaya khusus dari Kementerian PUPR untuk membantu menanggulangi limbah.
Terlebih, sampah plastik tersebut termasuk sebagai material perusak laut serta berbagai kehidupan alam di dalamnya.
Di bawah ini beberapa jalan yang telah memakai aspal plastik tersebut:
Jalan Sipinsur-Bakara menggunakan terobosan baru dari Kementerian PUPR yakni menjadikan sampah plastik sebagai komponen dari pembuatan jalan di area ini.
Adapun pembangunan jalannya mencapai 4,4 kilometer panjangnya.
Tidak hanya menggunakan bahan limbah tersebut, area ini juga memakai bahan berupa aspal minyak.
Proyek ini berlokasi di Probolinggo, Provinsi Jawa Timur dengan proses pelebaran mencapai 17 kilometer.
Proses pengerjaannya sendiri masih terus dilakukan sampai akhir Desember 2023 mendatang.
Jika sebelumnya jalan hanya memiliki lebar 6 meter, maka akan bertambah menjadi 7,5 meter.
Area pembangunan jalan tersebut berada di Kabupaten Tana Toraja yang menjadi destinasi wisata populer di Sulawesi Selatan.
Jalan di kawasan bandara tersebut dilakukan rehabilitasi salah satunya dengan memanfaatkan bahan sampah plastik yang diolah menjadi aspal.
Ruas jalan ini berada di Provinsi Sulawesi Selatan yang akan menghubungkan wilayah Kabupaten Jeneponto dengan Kabupaten Bantaeng dan Kabupaten Gowa.
Tujuannya adalah untuk memudahkan mobilitas masyarakat setempat sehingga diharapkan dapat berdampak pada peningkatan ekonomi.
Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Bina Marga dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional NTT telah melakukan pembangunan jalan di Labuan Bajo.
Termasuk jalan dengan bahan aspal plastik di sekitar bandaranya.
Dengan begitu, pembangunan jalan ini nantinya akan mempercepat akses masyarakat, baik itu untuk kebutuhan sehari-hari maupun destinasi wisata.***