

inNalar-com – Kasus Kopi sianida, yang disebut menjadi penyebab kematian Wayan Mirna pada 2016 silam, kembali terangkat.
Kasus yang menjerat Jessica sebagai tersangka dan dihukum 20 tahun penjara ini, masih memunculkan banyak teka-teki di masyarakat.
Pasalnya, usai penayangan film Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee & Jessica Wongso di Netflix beberapa hari lalu, banyak tokoh yang menjadi pusat perhatian.
Baca Juga: Edi Ayah Mirna Akui Beri Sejumlah Uang ke Reza Indragiri Usai Sidang Kopi Sianida Jessica Wongso
Salah satunya yakni, keberadaan dokter yang seharusnya dapat menjadi saksi ahli dalam hal ini.
Bagaimana tidak, dalam hukum pidana, kesaksian dari seorang ahli memang sangat diperlukan.
Guna mendapatkan kebenaran dan keadilan terbaik dalam kasus baru maupun lama. Hal ini yang kemudian menjadi pertanyaan besar bagi masyarakat terkait fakta yang mungkin terabaikan.
Melansir dari YouTube dr Richard Lee, yang menghadirkan dr Djaja sebagai ahli forensik pertama kali dalam kasus ini, menjelaskan adanya fakta-fakta terabaikan.
Karena kematian yang disebabkan oleh hal yang tidak wajar, maka diperlukan tindakan otopsi pada jenazah.
dr. Djaja menerangkan, dalam hasil otopsi yang dilakukan terhadap darah, hati, isi lambung, dan urine, tidak ditemukan sianida, hanya terdapat 0,2 mg di dalam lambung.
Padahal, 0,2 mg itu merupakan ukuran yang sangat kecil, dan dijelaskan juga, bahwa orang yang sudah mati juga bisa menghasilkan sianida dalam tubuhnya.
Selain itu, menurut pendapatnya, sianida bisa membuat orang tewas, jika masuk ke dalam darah, dan kemudian berubah menjadi tiosianat.
Maka tanda seseorang meninggal karena sianida adalah terdapat tiosianat di dalam hati, darah, hati dan juga urine, tetapi itu tidak ditemukan”, ujar dr Djaja menjelaskan
Tanda lain yang juga diperhatikan adalah perubahan warna pada wajah.
dr Djaja juga menegaskan, “Biasanya, orang yang mati karena sianida wajahnya akan berubah merah terang, tapi tidak dengan Wayan Mirna, justru biru seperti pada umumnya.”
Bukan hanya itu, dijelaskan juga, setidaknya sianida yang bisa buat orang mati adalah 150 mg.
“Maka yakin, saya sangat yakin kalau ini bukan sianida”, tutur dr Djaja.
Tidak hanya itu, dokter lain di pengadilan pun, tidak menemukan tanda sianida, hanya terdapat luka di lambung yang dapat disimpulkan secara mendalam menunjukkan adanya maag kronis.
Namun sayangnya, pengadilan tidak mempertimbangkan kesaksian dari ahli dalam kasus ini.
“Padahal, kesaksian dokter harusnya menjadi yang utama dalam kematian seseorang, karena sangat saintifik hubunganya”, tutur dr Djaja menerangkan.
Hingga saat ini, fakta forensik pun tetap berkesimpulan bahwa kasus yang menjerat Jessica atas kematian Mirna, bukanlah disebabkan oleh sianida.***