

inNalar.com – Pesawat merupakan moda transportasi yang memiliki keuntungan perjalanan lebih cepat dibandingkan dengan kendaraan lainya.
Dikarenakan ukaranya yang super besar, kendaraan ini mampu mengangkut setiap barang-barang berharga bahkan tranportasi darat ke berbagai macam tempat di wilayah regional maupun mancanegara.
Perkembangan teknologi di Indonesia semakin hari semakin berkembang, salah satunya ditandai dengan pengeerjaan berbagai jenis pesawat yang sudah dilakukan.
Desain yang multifungsi untuk kepentingan komersial maupun militer mendapatkan lirikan dari mancanegara untuk membelinya.
Presiden ketiga Indonesia merupakan salah satu anak emas yang dimiliki oleh bangsa ini, karenanya banyak inovasi-inovasi pesawat yang mutakhir yang beliau ciptakan ketika masih muda.
Tentunya dengan latar belakang beliau yang menimba ilmu di negara Jerman pada saat itu, tentunya akan membawa perkembangan yang luar biasa untuk negara kita.
Baca Juga: China Kuras Ikan di Laut! Kapal Bobot 100.000 Ton Ini Jadi Proyek Perikanan Cerdas
Berikut ini adalah perkembangan transportasi pesawat dari Indonesia yang dikenal oleh dunia:
1. N250
N250 atau lebih dikenal dengan sebutan ‘Gatotkaca’ ini memiliki sejarah awal perkembangan teknologi udara yang dimiliki oleh Indonesia.
Pengambilan huruf N didepan angka adalah simbol dari Nusantara sedangkan pemberian nama Gatot Kaca ddinerikan oleh presiden kedua RI, Soeharto.
N250 memiliki berbagai fitur canggih untuk melengkapi dan mengamankan perjalanan udara agar tidak terjadi kemungkinan terburuk.
Spesifikasi mesin menggunakan dual turboprp 2439 KW Allison AE 2100 celcius, dengan memiliki baling-baling berjumlah enam bilah.
Untuk kemampuan terbang memiliki kcepatan maksimal di angka 610 km/jam dan kecepatan ekonomis berada pada 555 km/jam, serta memiliki jangkauan terbang setinggi 25.000 diatas kaki serta jumlah total jelajah diatas laut adalah 2040 kilometer.
2. CN 235-220 MPA
CN 235 tipe 220 MPA yang digunakan militer merupakan, tipe yang banyak digemari oleh mancanegara karena keefisienan sistem yang dimilikinya.
Penggunaan untuk penerbangan dalam tipe ini dibagi menjadi 2, untuk tujuan regional dan sebagai angkut militer.
Bahkan CN 235 memiliki kecanggihan yang tangguh untuk banyak macam misi serta ketahanan terbang mencapai 11 jam di udara.
3. N219
Sebuah inovasi terbaru dari PT Dirgantara, karena mengusung penggunaan teknologi canggih pada sistem avionik.
Memiliki desain yang multifungsi sehingga dapat digunakan untuk berbagai kegiatan atau misi seperti konfigurasi evakuasi medis, tranportasi pasukan, transportasi kargo sampai kegiatan SAR untuk tanggap bencana
Penggunaan mesin PT6A-42 with 850 SHP yang mampu mengangkat 19 penumpang dengan MTOW sebesar 7,030 kilogram. Jarak penerbangan dapat mencapai max value 828 NM.
4. N-2130
Kendaraan udara yang satu ini sebenarnya memiliki sistem penerbangan lebih canggih daripada jenis N250 yang menjadi ikon pesawat pertama di negara ini.
N-2130 sudah memiliki prospek penjualan yang besar sama dengan Boeing dan diharapkan bisa menggantikan Boeing 737 karena mengusung konsep badan yang lebar.
Namun karena adanya krisi moneter yang berkecambuk pada tahun 1998, pengembangan jenis N-2310 terhalang dan gagal.
Meskipun begitu masih ada pengganti lainya yaitu Program Sukhoi SuperJet (SSJ) 100 yang memiliki spesifikasi mirip dengan N-230 pada masa lalu.
5. NC212
Mesin terbang dengn jenis NC212 merupakan hasil rakitan dari PTDI yang bekerjasama dengan perusahaan asal spanyol, Construcciones Aeronauticas SA (CASA) sejak tahun 1976.
Untuk saat ini NC212 memiliki versi terbarunya yaitu NC-212i (212-400) dan (MSA) dengan komposisi teknologi yang lebih maju.
Namun saat ini PTDI berhenti untuk mengembangkan jenis 212-400 dan berfokus pada MSA, karena lebih banyak disukai oleh negara-negara maritim layaknya Indonesia seperti Thailand dan Filiphina.
Teknologi yang lebih berkembang membuat indonesia selangkah demi selangkah menuju kancah internasional dan mancanegara dalam hal penerbangan.
Pesawat terbaik mungkin suatu hari nanti akan diproduksi lagi untuk kepentingan dalam negeri maupun komersial mancanegara.***(Wahyu Adji Nugraha)