Indianisasi di Nusantara: Awal Mula Masuknya Pengaruh Hindu Budha dalam Bidang Agama, Politik, Sosial, Budaya

inNalar.com – Masa Hindu-Budha di Nusantara berlangsung sekitar 12 abad, yakni mulai abad ke V hingga XVI.Pembabakan masa Hindu-Budha dibagi menjadi tiga bagian, yaitu penyebaran, perkembangan dan keruntuhan.

Adanya pengaruh kebudayaan di Nusantara secara teoritis disebabkan terjadinya kontak budaya antara pendatang dari India dengan penduduk pribumi. Kontak ini membawa pengaruh dalam berbagai aspek, termasuk didalamnya agama, politik, sosial dan budaya.

Masuknya pengaruh-pengaruh India atau Indianisasi, merupakan konsep yang digunakan untuk menjelaskan keadaan secara umum dimana terjadi penularan, peniruan dan penyebaran budaya India di wilayah luar.

Baca Juga: Saudi Media Group Siap untuk Akuisisi Chelsea, Apakah Ancaman Krisis The Blues Segera Berakhir?

Indianisasi juga bisa dimaknai sebagai penyebutan terhadap proses masuknya agama Hindu dan Buddha ke Nusantara yang ditandai dengan Upacara Vyratashoma atau penghinduan yang hanya dapat dan bisa dilakukan oleh para brahmana.

Masa ini merupakan masa dimana pengaruh India dan agama Hindu-Budha menunjukkan citra yang amat kuat pada kebudayaan, namun pengaruh tersebut tidak serta merta menghilangkan kebudayaan yang sebelumya sudah ada di Nusantara.

Terdapat akulturasi yang kemudian membentuk kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur-unsur kebudayaan sebelumnya.

Baca Juga: Lirik Lagu ‘Murah Banget’ dari Indra Kenz ft Young Lex

Pengaruh India membawa beberapa hal baru yang belum pernah dikenal oleh penduduk kepualuan Nusantara, yaitu:

1. Agama Hindu-Budha.

2. Aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta. 

3. Sistem perhitungan kalender Saka.

4. Pelapisan sosial masyarakat dalam bentuk Caturvarna atau kasta.

5. Sistem politik dengan berdirinya kerajaan-kerajaan.

Agama Hindu-Budha merupakan hal baru, mengingat penduduk Nusantara saat itu masih melaksanakan ritus pemujaan terhadap arwah leluhur (ancestor worship).

Baca Juga: Catat! Jadwal Lengkap Balapan MotoGP Mandalika 18 sampai 20 Maret 2022

Penyebaran agama Hindu-Budha gencar dilakukan dengan intensitas pengambilalihan agama sangat mencolok. Proses pengadopsian agama dapat dilihat dari peninggalan agama Hindu-Budha baik berupa teks maupun artefak.

Temuan-temuan yang  menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sanskerta sebagai bahasa kitab, sedikit banyak mempengaruhi khazanah kebahasaan di Nusantara. Penyerapan kosakata baik berupa terjemahan, saduran atau tafsiran diadopsi dari India.

Di pulau Jawa juga pernah berlaku sistem penanggalan Hindu, yang dikenal dengan penanggalan “saka”, yakni sistem penanggalan yang didasarkan pada peredaran matahari mengelilingi bumi.

Selain itu terdapat pengaruh yang cukup menonjol dalam bidang sosial, yaitu adanya perbedaan masyarakat menjadi empat golongan (catur varna), meliputi brahma, ksatria, waisya dan sudra.

Baca Juga: Taktik Melawan Kolonial Lewat Tari Serimpi Sangupati, Penari Bawa Pistol dan Miras, untuk Apa Fungsinya?

Pengaruh pembangunan politik termasuk perkembangan penting dalam tatanan masyarakat Nusantara.

Terbentuknya satuan-satuan kenegaraan dan pemerintahan yang didasarkan pada konsep kerajaan yang sudah dikembangkan terlebih dahulu di India, menunjukkan munculnya kerajaan di Indonesia terilhami dari kebudayaan India.

Contohnya adalah istilah raja yang berasal dari bahasa Sanskerta.

Selain itu, konsep raja besar sebagai cakrawartin (cakravartin), yang artinya pemutar roda dunia, rupanya juga diterapkan di kerajaan Hindu tertentu di Nusantara.

Hal itu tercermin dari berdirinya kerajaan Kutai sebagai kekuasaan politik pertama di Nusantara. Kutai diperkirakan berdiri pada abad ke IV di daerah Muarakaman tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.*** 

 

Rekomendasi