Imbas Larangan Ekspor Bauksit, PT Cita Mineral Investindo Tbk Sempat Jual Sejumlah Aset di Tambang Ketapang Kalimantan Barat Senilai Rp13,12 Miliar

inNalar.com – Perusahaan tambang di Kalimantan Barat, PT Cita Mineral Investindo Tbk, menjadi salah satu badan usaha yang terimbas dari aturan pelarangan ekspor bauksit.

Demi persiapkan masa transisi kebijakan tersebut, pihak perseroan sampai menjual beberapa aset dari area tambang miliknya di Kabupaten Ketapang.

Aset tetap yang dijual itu di antaranya berupa equipment seperti mesin dan peralatan, spare part, kendaraan, hingga alat berat.

Baca Juga: Desain seperti Sorban, Masjid Unik dan Megah di IKN Kalimantan Timur Habiskan Anggaran Rp970 Miliar, Rampung Tahun…

Equipment pertambangan yang dijual kepada tiga perusahaan afiliasinya mencapai Rp13,12 miliar.

Adapun ketiga perusahaan tersebut meliputi PT Marina Bara Lestari, PT Lima Srikandi Jaya, dan PT Mitra Kemakmuran Line.

Penuntasan transaksi penjualan aset perusahaan pun telah selesai pada 20 Desember 2023.

Baca Juga: Serap 5.450 Pekerja Asli Papua, Megaproyek Tangguh Train 3 Lecut Kapasitas Produksi Kilang Gas di Papua Barat Jadi 11,4 Juta Ton, Biaya Investasinya..

Langkah ini dilakukan guna mengefisiensikan performa kinerja perusahaan seiringan dengan adanya pelarangan ekspor bauksit pada Juni 2023.

Guncangan performa kinerja keuangan perusahaan pun terlihat dari laporan keuangan perusahaan per kuartal III tahun 2023.

Terlihat adanya kemerosotan pendapatan dari yang mulanya capai Rp4,29 triliun pada kuartal III tahun 2022.

Baca Juga: Pakai Anggaran Pusat Rp329 Miliar, SPAM Baru di Semarang Barat Ini Siap Jadi Pilot Project Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Perpipaan

Namun di tahun selanjutnya, penjualan komoditas bauksit hanya tertahan di level Rp2,64 triliun.

Penjualan bersih dari sektor ekspor pun terjun bebas hingga 80,5 persen dari yang periode sebelumnya capai Rp3,03 triliun.

Sembilan bulan terakhir 2023, PT Cita Mineral Investindo Tbk hanya meraup pemasukan sebesar Rp591 miliar.

Baca Juga: Baru Rampung, 2 Infrastruktur SDA di Magelang Ini Diramal Jamin Ketersediaan Air Baku hingga Tekan Banjir Lahar dari Gunung Merapi

Penjualan dari pihak berelasi untuk sektor ekspor berasal dari perusahaan pertambangan Swiss bernama Glencore International AG.

Sementara sisa pemasukan berasal dari pihak ketiga seperti Pengtai International Trading Pte Ltd dengan nilai transaksi sebesar Rp131 miliar.

Selain itu juga dari Renhe Resources Limited dengan total nilai transaksinya sebesar Rp2,9 miliar.

Baca Juga: Diplomat Iran Temui Sekjen PBB Singgung Konflik Panas di Palestina, Gaza Berpotensi Dihantui Krisis Pangan

Adapun untuk penjualan sektor dalam negeri, peningkatannya pun cukup signifikan hingga 73,52 persen.

Apabila di tahun sebelumnya penjualan bersih dalam negeri hanya meraup cuan sebesar Rp1,25 triliun.

Pada tahun setelahnya, perusahaan mampu membukukan pendapatannya hingga Rp2,18 triliun.

Baca Juga: Habiskan Biaya 1 Juta Gulden, Masjid Megah di Medan Sumatera Utara Ini Dirancang Arsitek Belanda, Siapa?

Hasil penjualan dari sumber dalam negeri tercatat berasal dari PT Well Harvest Winning Alumina Refinery.

Hal ini sebagaimana sepanjang tahun 2022 – 2023, PT Cita Mineral Investindo Tbk memasok bauksit untuk smelter bauksit di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.***

Rekomendasi