

inNalar.com – PT Freeport Indonesia mencatatkan peningkatan kinerja produksi tembaga dan emas pada sepanjang tahun 2023.
Rupanya kemonceran produksi ini berkat beroperasinya tiga tambang bawah tanah yang ada di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Ketiga tambang bawah tanah tersebut meliputi Grasberg Block Cave, Deep Mill Level Zone, dan Big Gossan.
Berkat ketiga site di Gua Blok Grasberg tersebut, produksi emas perusahaan ini meningkat 10 persen.
Alhasil sepanjang tahun lalu, PT Freeport Indonesia berhasil produksi emas hingga 1,97 ounces emas.
Sementara volume penjualannya berhasil menembus hingga 1,69 juta ounces dengan realisasi harga rata-ratanya sebesar USD 1.972 per ons.
Capaian produksi emas perusahaan tambang legendaris ini mendorong target produksi di tahun ini menjadi semakin percaya diri.
Untuk target produksi emas, PT Freeport Indonesia memproyeksikan 2 juta ounces emas.
Sementara untuk komoditas tembaga bakal dipatok target hingga 1,7 miliar pounds.
Tumpuan produksi perusahaan terhadap ketiga tambang bawah tanah yang menghampar luas di Kabupaten Mimika ini cukup besar.
Diperkirakan tambang bawah tanah Grasberg mengandung 1,72 miliar pon tembaga dan 14,1 juta ons emas.
Adapun kadar tembaganya sebesar 0,96 persen, sedangkan untuk emasnya sebesar 0,72 g/t.
Dalam pengembangan proyek tambang bawah tanahnya, PT Freeport diketahui gelontorkan investasi hingga Rp210 triliun.
Sebagai informasi tambahan, perusahaan tambang ini diketahui tengah memperpanjang hilir produksinya dengan membangun smelter tembaga di Gresik, Jawa Timur.
Progres terkini, perusahaan berhasil memajukan progresnya hingga lebih dari 90 persen.
Sehingga dimungkinkan pengoperasian Smelter Manyar bisa dikejar sebelum keran ekspor konsentrat tembaga ditutup Mei 2024.
PT Freeport Indonesia adalah salah satu perusahaan tambang emas, tembaga, dan perak di wilayah dataran tinggi Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Perusahaan ini berhasil mengoperasikan Grasberg Block Cave dengan melengkapi infrastruktur penunjangnya seperti terowongan tambang sepanjang 233 kilometer.
Selain itu ada pula titik akses masuk tambang, kipas dan ventilasi, hingga lubang akses (shaft) yang biasanya digunakan untuk angkut material dan peralatan, serta masih banyak lagi yang lainnya.***