

inNalar.com – Masyarakat tentu sudah tidak asing dengan sianida. Bagaimana tidak, sianida sempat menjadi perbincangan karena zat tersebut digunakan dalam kasus pembunuhan pada 2016.
Dalam insiden tersebut, Jessica Wongso sebagai pelaku menuangkan sianida ke dalam kopi es Vietnam yang menewaskan Mirna Salihin.
Namun, apakah sebenarnya sianida itu dan mengapa zat ini berbahaya?
Baca Juga: Kepribadian Jessica Wongso Diserang saat Sidang Kasus Kopi Sianida, Putusan Vonis Subjektif?
Sianida merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan gugus antara atom karbon dengan nitrogen dan memiliki rumus kimia CN-.
Senyawa ini sangat beracun bagi manusia apabila terjadi kontak fisik melalui kulit, mata, atau menghirup gas sianida.
Racun yang sudah masuk ke dalam tubuh manusia kemudian menghambat oksigen sehingga tidak dapat digunakan oleh organ.
Baca Juga: Mengenang Buah Pemikiran Ekonom UI Faisal Basri dalam Tulisannya ‘Rumah Indonesia, Rumah Kita’
1. Bentuk sianida
Zat ini bisa dijumpai dalam wujud padat (kristal), seperti natrium sianida dan kalium sianida.
Ada pula senyawa yang berbentuk gas seperti hidrogen sianida dan cairan tidak berwarna, yaitu sianogen klorida.
Baca Juga: Sudah Dapatkan Banyak Remisi, Jessica Wongso Tetap Akan Ajukan PK, Itu Kontroversi!
Sianida memiliki aroma khas seperti almond pahit tetapi tidak semua orang bisa mencium bau tersebut.
2. Manfaat sianida
Sianida ternyata berperan penting dalam industri manufaktur, antara lain kertas, tekstil, dan plastik.
Tidak hanya itu, bahan kimia yang dimanfaatkan dalam percetakan foto juga mengandung sianida.
Manfaat lainnya adalah untuk bahan pelapisan listrik, pembersihan logam, dan pemisahan emas dari bijihnya.
Zat kimiawi ini juga dikenal ampuh memusnahkan hama serangga dan tanaman, sehingga digunakan untuk membuat pembasmi hama.
3. Makanan yang mengandung sianida
Keracunan sianida tidak sekadar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh zat tersebut.
Beberapa bahan makanan secara alamiah mengandung sianida, antara lain biji apel, biji plum, biji persik, dan olahan singkong.
Baca Juga: Gemar Diaspora ke Hongkong, Ini Dia 5 Daerah Penghasil TKI di Jawa Tengah: Cilacap Memimpin!
4. Gejala keracunan sianida
Adapun gejala-gejala yang dirasakan oleh korban setelah keracunan sianida, antara lain nyeri dada, sesak, pusing, sakit mata, mata berair, mual, denyut jantung dan pernapasan lebih cepat atau lambat, dan lain-lain.
Paparan sianida dalam jumlah banyak menyebabkan korban mengalami tekanan darah rendah atau tinggi, penurunan kesadaran, cedera paru-paru, kejang, koma, hingga kematian.
Jika terpapar sianida, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
a. Segera menjauhkan diri dari tempat mengandung sianida dan hirup udara segar di luar ruangan;
b. Pergi ke dalam gedung atau rumah dan menutup ventilasi jika terpapar dari luar;
c. Singkirkan benda-benda yang melekat di tubuh dengan merobek pakaian dan membersihkan seluruh bagian badan;
d. Letakkan pakaian dan barang-barang bekas lainnya di kantong sampah namun jangan buang di tempat sampah yang dilalui banyak orang;
e. Berikan tambahan oksigen jika sesak nafas.
d. Segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Sedangkan pencegahan yang mudah dapat dilakukan dengan menghentikan kebiasaan merokok, menghindari asap rokok, serta tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak diproses secara tepat.
Pastikan juga pendingin ruangan berfungsi dengan baik agar tidak keracunan karbon monoksida.***

inNalar.com – Masyarakat tentu sudah tidak asing dengan sianida. Bagaimana tidak, sianida sempat menjadi perbincangan karena zat tersebut digunakan dalam kasus pembunuhan pada 2016.
Dalam insiden tersebut, Jessica Wongso sebagai pelaku menuangkan sianida ke dalam kopi es Vietnam yang menewaskan Mirna Salihin.
Namun, apakah sebenarnya sianida itu dan mengapa zat ini berbahaya?
Baca Juga: Kepribadian Jessica Wongso Diserang saat Sidang Kasus Kopi Sianida, Putusan Vonis Subjektif?
Sianida merupakan senyawa yang terbentuk dari ikatan gugus antara atom karbon dengan nitrogen dan memiliki rumus kimia CN-.
Senyawa ini sangat beracun bagi manusia apabila terjadi kontak fisik melalui kulit, mata, atau menghirup gas sianida.
Racun yang sudah masuk ke dalam tubuh manusia kemudian menghambat oksigen sehingga tidak dapat digunakan oleh organ.
Baca Juga: Mengenang Buah Pemikiran Ekonom UI Faisal Basri dalam Tulisannya ‘Rumah Indonesia, Rumah Kita’
1. Bentuk sianida
Zat ini bisa dijumpai dalam wujud padat (kristal), seperti natrium sianida dan kalium sianida.
Ada pula senyawa yang berbentuk gas seperti hidrogen sianida dan cairan tidak berwarna, yaitu sianogen klorida.
Baca Juga: Sudah Dapatkan Banyak Remisi, Jessica Wongso Tetap Akan Ajukan PK, Itu Kontroversi!
Sianida memiliki aroma khas seperti almond pahit tetapi tidak semua orang bisa mencium bau tersebut.
2. Manfaat sianida
Sianida ternyata berperan penting dalam industri manufaktur, antara lain kertas, tekstil, dan plastik.
Tidak hanya itu, bahan kimia yang dimanfaatkan dalam percetakan foto juga mengandung sianida.
Manfaat lainnya adalah untuk bahan pelapisan listrik, pembersihan logam, dan pemisahan emas dari bijihnya.
Zat kimiawi ini juga dikenal ampuh memusnahkan hama serangga dan tanaman, sehingga digunakan untuk membuat pembasmi hama.
3. Makanan yang mengandung sianida
Keracunan sianida tidak sekadar melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh zat tersebut.
Beberapa bahan makanan secara alamiah mengandung sianida, antara lain biji apel, biji plum, biji persik, dan olahan singkong.
Baca Juga: Gemar Diaspora ke Hongkong, Ini Dia 5 Daerah Penghasil TKI di Jawa Tengah: Cilacap Memimpin!
4. Gejala keracunan sianida
Adapun gejala-gejala yang dirasakan oleh korban setelah keracunan sianida, antara lain nyeri dada, sesak, pusing, sakit mata, mata berair, mual, denyut jantung dan pernapasan lebih cepat atau lambat, dan lain-lain.
Paparan sianida dalam jumlah banyak menyebabkan korban mengalami tekanan darah rendah atau tinggi, penurunan kesadaran, cedera paru-paru, kejang, koma, hingga kematian.
Jika terpapar sianida, berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan:
a. Segera menjauhkan diri dari tempat mengandung sianida dan hirup udara segar di luar ruangan;
b. Pergi ke dalam gedung atau rumah dan menutup ventilasi jika terpapar dari luar;
c. Singkirkan benda-benda yang melekat di tubuh dengan merobek pakaian dan membersihkan seluruh bagian badan;
d. Letakkan pakaian dan barang-barang bekas lainnya di kantong sampah namun jangan buang di tempat sampah yang dilalui banyak orang;
e. Berikan tambahan oksigen jika sesak nafas.
d. Segera pergi ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Sedangkan pencegahan yang mudah dapat dilakukan dengan menghentikan kebiasaan merokok, menghindari asap rokok, serta tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak diproses secara tepat.
Pastikan juga pendingin ruangan berfungsi dengan baik agar tidak keracunan karbon monoksida.***