

inNalar.com- Kisah pilu datang dari sosok Tiko, lelaki berusia 23 tahun yang viral karena menjaga sang ibu selama 11 tahun. Hal itu menyita perhatian publik lantaran apa yang dilakukan pria tersebut dinilai sebagai perbuatan yang sangat terpuji.
Dilansir inNalar.com dari kanal YouTube Intens Investigasi (5/1/2023), di dalam rumah mewah yang berlokasi di kompleks PLN Kawasan Jatinegara, Cakung, Jakarta Timur, Tiko terus mengurus wanita yang melahirkannya seorang diri meski sang ibu mengalami kondisi kejiwaan alias ODGJ.
Ibu Tiko yang bernama Eny diduga mengalami depresi karena ditinggal suaminya. Tiko pun mengungkapkan bahwa ibunya didiagnosis mengalami Skizofrenia.
“Ibu lagi di rumah sakit, sekarang dirawat inap. Dari dokter sih diagnosisnya Skizofrenia, kejiwaan. Jadi, dirawat di ruang jiwa,” ungkap Tiko.
Lantas, apakah penyakit Skizofrenia yang diderita Ibu Eny bisa disembuhkan? Seperti apakah tanggapan dari pengamat sosial atas fenomena yang dialami oleh Tiko? Berikut ini penjelasannya.
Baca Juga: Kunci Jawaban Tema 7 Kelas 5 SD Halaman 92 93 Buku Tematik Subtema 2: Peristiwa Rengasdengklok
Menurut salah seorang pengamat sosial, Devie Rahmawati, sejak tahun 2016, dan data tahun 2018 menunjukkan bahwa angka potensi masyarakat Indonesia yang mengalami gangguan emosial hingga depresi itu cukup tinggi.
Devie Rahmawati juga menjelaskan bahwa 1 dari 5 orang berpotensi mengalami gangguan jiwa. Oleh karena itu, faktor gangguan mental jiwa bukan hal yang kemudian bisa dianggap remeh.
Apa yang menimpa ibu Tiko merupakan salah satu contoh bahwa persoalan tersebut nyata berada di tengah-tengah kita.
Meski demikian, hal yang paling penting adalah ketika belajar dari pengalaman-pengalaman negara maju, penyakit jiwa atau gangguan mental sama halnya seperti gangguan fisik, yakni bisa disembuhkan.
“Jadi, artinya kalau kemudian ibu Tiko dan saudara-saudara kita yang lain di seluruh Indonesia mengalami gangguan mental, bila mereka mendapat pertolongan pertama yang cepat inshaallah mereka dapat segera sembuh,” kata Devi Rahmawati.
Sementara itu bicara mengenai fenomena yang menimpa Tiko, menurut pengamat sosial itu masyarakat Indonesia patut bangga pada pria berusia 23 tahun itu.
Baca Juga: Kapan Cristiano Memulai Debutnya di Al Nassr dan Kenapa Tak Bisa Melihat Live Streamingnya?
Tiko memilih untuk mengabdikan dirinya kepada orang tua di tengah-tengah munculnya model hubungan antara anak dan orang tua yang tidak lagi kemudian memperhatikan kearifan sosial masyarakat kita. Di mana banyak sekali anak-anak yang bahkan menelantarkan orang tuanya.
Apa yang dilakukan oleh Tiko menjadi satu tanda positif bahwa masyarakat Indonesia masih menjaga nilai-nilai mulia dan luhur yakni untuk selalu mengingat, merawat, dan menjaga orang tua.***