HORE! Yogyakarta Sebentar Lagi Punya Jembatan Termahal se-Jawa, Rutenya Tembus Banyuwangi


inNalar.com
– Yogyakarta sebentar lagi akan memiliki jembatan termahal se pulau Jawa. Ini ditandai dengan hampir rampungnya konstruksi Jembatan Pandansimo.

Jembatan yang menelan biaya Rp 863,72 miliar ini bakal menghubungkan Yogyakarta hingga Banyuwangi, dan dijadwalkan beroperasi pada akhir 2025 mendatang.

Melansir laman Kementerian Pekerjaan Umum, Selasa 3 Juni 2025, Jembatan Pandansimo tergabung dalam Jalur Lintas Selatan (JJLS).

Baca Juga: UGM Tergeser, Universitas Swasta Ini Melesat Jadi Kampus Terbaik di Indonesia Menurut THE 2025

Rute startegis tersebut memiliki panjang 1.602,99 kilometer yang membentang dari Banten hingga Banyuwangi.

Calon jembatan termahal se-Jawa ini berdiri kokoh di atas sungai progo, menghubungkan Srandakan (Bantul) dan Kapanewon Galur (Kulon Progo).

Sejak peletakan batu pertama pada Januari 2023, pembangunan Pandansimo dikawal ketat oleh Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jateng-DIY, KSO PT Adhi Karya (Persero) dan PT Sumber Wijaya Sakti sebagai kontraktor pelaksana.

Baca Juga: Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah 2025 dalam Bahasa Arab, Latin dan Terjemahannya

Menurut Sri Sultan Hamengkubuwono X ketika meresmikan ground breaking Jembatan Pandansimo, pembangunan ini bakal akan mendorong transformasi ekonomi di sepanjang koridor selatan.

“Kami tidak sekadar membangun jembatan. Dengan Pandansimo, konektivitas selatan Yogyakarta ke Jawa Tengah dan Jawa Timur bisa terpangkas puluhan kilometer, memberikan peluang baru bagi pelaku usaha, petani, dan wisatawan,” ujarnya.

Sebagai informasi, jembatan ini menempati posisi jembatan termahal kedua di Pulau Jawa setelah jembatan Suramadu yang menghabiskan Rp4,5 triliun.

Baca Juga: Mangkrak! Ini Gedung Pencakar Langit ‘Rp200 Miliar’ yang Gagal Jadi Ikon Baru Medan

Meski jauh di bawah Suramadu, Pandansimo masih unggul ketimbang jembatan lain di Jawa, seperti Jembatan Pasupati di Bandung yang hanya bernilai Rp430-437 miliar.

Keunikan Jembatan Pandansimo terletak pada teknologinya yang tahan gempa. Mengingat lokasinya yang berdekatan dengan Sesar Opak.

Struktur utamanya dirancang kuat menahan guncangan hingga magnitude 9. Hal itu ditandai dengan pemasangan Lead Rubber Bearing (LRB) di Bawah bentang Utama sepanjang 675 meter.

Baca Juga: 5 Khutbah Idul Adha PDF 2025 Beragam Tema dan Judul Menyentuh Hati

“LRB berfungsi menyerap energi getaran, sehingga risiko keruntuhan saat gempa signifikan dapat diminimalkan,” jelas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satker PJN DIY Setiawan Wibowo, pada konferensi pers Februari 2025 lalu.

Lebih lanjut, tim geoteknik mengidentifikasi potensi likuifaksi tanah di bantaran selatan. Sebanyak 200 fondasi tambahan dibuat lebih dalam 20-30 meter.

Saat tahap awal, kontraktor hanya mendesain jumlah fondasi yang standar, namun analisis lanjutan memaksa penambahan untuk keselamatan jangka Panjang.

Baca Juga: Ini 5 Sekolah Termahal di Yogyakarta, Biayanya Ada yang Sampai Rp 200 Juta

“Keselamatan adalah prioritas,” tegas Setiawan.

Selain itu, jembatan termahal di Yogyakarta ini juga memiliki slab on pile sepanjang 690 meter dan jalan pendekat konvensional sejauh 625 meter dengan lebar 24 meter.

Desain tersebut memungkinkan kendaran muatan berat bisa melintas tanpa hambatan di jalur selatan.

Baca Juga: Gelombang PHK Massal TikTok Shop Capai 2.500 Orang, Karyawan dari Dua Divisi Ini Terdampak

Dalam rencana awal, Provisional Hand Over (PHO) Jembatan Pandansimo ditetapkan oada 31 Desember 2024. Tetapi pengunduran waktu terjadi setelah adanya penambahan fondasi dan pelebaran lajur untuk area pendekat.

Akibatnya, masa pembangunan yang semula 408 hari diperpanjang 90 hari menjadi akhir Maret 2025.

Pada akhir Mei 2025, proges fisik telah mencapao 98,995%, sementara realisasi keuangan berada di angka 92 persen.

Berdasarkan laporan harian PPK, konstruksi kini tinggal pengaspalan akhir dan pemasangan ornament plaza budaya yang sempat terancam digeser jika anggaran tidak memadai.

Ketersedian APBN 2023-2025 merupakan sumber dana Utama, sehingga setiap penyesuaian anggaran harus mendapat persetujuan Kementerian Keuangan.

Penambahan Rp48,89 miliar diresmikan pada April 2024 setelah merespon rekomendasi Kementerian PUPR terkait aspek keselamatan. PPK menegaskan bahwa jembatan difungsikan secara terbatas pada Juni 2025.

Begitu dibuka, Jembatan termahal se-Jawa ini akan menjadi penghubung utama jalur selatan, memangkas perjalanan 15 km. Dengan begitu, waktu tempuh Yogyakarta-Banyuwangi lebih singkat 30-55 persen.

“JJLS dan Jembatan Pandansimo bukan sekadar jalan raya. Ini bagian dari upaya menggerakkan ekonomi lokal, membuka lapangan kerja, dan mempermudah wilayah terpinggirkan untuk bergabung dengan arus utama pembangunan.” kata Setiawan Wibowo, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.4 Satker PJN DIY Setiawan Wibowo

Demikian informasi soal jembatan penghubung Yogyakarta-Banyuwangi yang sebentar lagi jadi jembatan termahal di pulau Jawa urutan kedua.