

inNalar.com – PT Kereta Api Indonesia (KAI) memiliki sejumlah aset yang berasal dari warisan peninggalan kolonial Belanda.
Termasuk sebagai aset yang paling representatif bagi peradaban dunia perkeretaapian di Indonesia adalah Gedung Lawang Sewu.
Pasalnya Semarang sendiri merupakan kota pertama yang menjadi daerah pionir moda transportasi kereta api era kolonial Belanda.
Kala itu, rute pertama kereta api negeri bermula dari jurusan Semarang – Tanggung.
Usai proyek pembangunan jalur kereta api selesai, akhirnya rute tersebut langsung digunakan.
Seiring berjalannya waktu, rute pun semakin meluas menjadi Semarang – Kedungjati – Ambarawa.
Baca Juga: Lisa BLACKPINK akan Melakukan Debut Aktingnya dengan Membintangi Drama Berjudul ‘The White Lotus 3’
Adapun Gedung Lawang Sewu ini pun akhirnya menjadi pusat perkantoran emiten kereta api Belanda.
Perusahaan swasta KA Belanda yang bangun gedung kuno itu namanya adalah Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).
Bentuk bangunan yang besar bagaikan istana dengan jumlah pintu dan jendela raksasa dalam jumlah banyak.
Akhirnya ada masanya Lawang Sewu menjadi aset terbengkalai PT Kereta Api Indonesia.
Namun pihak perusahaan perkeretaapian Indonesia mengupayakan untuk memaksimalkan potensi pendapatan dari banyaknya warisan aset yang sangat bernilai.
Dari potensi tersebut, harapannya Gedung Lawang Sewu mampu mendongkrak performa kinerja pendapatan PT KAI.
Akhirnya agenda revitalisasi bangunan tersebut pun direalisasikan dengan dana yang dikeluarkan sebesar Rp7,5 miliar.
Usai pemugaran dan upgrade fasilitas gedungnya pada tahun 2015 silam, jumlah pengunjung langsung meningkat.
Sebagai informasi, aset berharga milik PT Kereta Api Indonesia di Semarang juga mencakup Stasiun Ambarawa.
Usai difungsikan sebagai stasiun selama 114 tahun, Stasiun Ambarawa berlanjut menjadi museum kereta api di era Menteri Perhubungan Roesmin Noerjadin.
Melansir dari situs KA Logistics, museum tersebut memiliki banyak peninggalan kereta api masa lampau seperti kereta kayu, lokomotif uap, mesin ketik, dan lainnya.***