Harumkan Indonesia, Universitas Ternama di Bandung Ini Kembangkan Mesin Turbojet Pertama Buatan Anak Bangsa

inNalar.com – Teknologi militer di Indonesia rupanya masih belum bisa sejajar dengan negara maju seperti Amerika Serikat atau Rusia.

Namun, Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan peralatan dan teknologi militer yang dibuat oleh anak bangsa sendiri, tepatnya salah seorang dosen dari Institut Teknologi Bandung.

Adapun salah satunya adalah pengembangan mesin turbojet, yakni mesin sederhana yang biasa dipakai untuk pesawat jet berkecepatan tinggi.

Baca Juga: Serasa dari Lemari Es, Air Terjun di Sulawesi Selatan Ini Memiliki Panorama Indah Bak Surga Tersembunyi

Dilansir inNalar.com dari laman resmi ITB, pengembangan ini digagas oleh Dr. Firman Hartono, salah seorang dosen di universitas ternama tersebut.

Dosen dari Institut Teknologi Bandung ini mengembangkan mesin turbojet untuk misil cruise, yakni misil yang memiliki kemampuan terbang dengan ketinggian rendah.

Misil ini dapat meluncur dengan jarak tempuh yang cukup jauh, sehingga membuatnya sulit dideteksi radar dan efektif dalam penyerangan.

Baca Juga: Hanya Ada di Sulawesi Selatan, Wisata Pegunungan Ini Diakui oleh UNESCO, Memiliki Daya Tarik Wisatawan

Untuk menggerakkannya, misil ini memerlukan sebuah mesin yang dinamakan turbojet, dan mesin itulah yang kini sedang dikembangkan oleh dosen dari ITB.

Pengajar dari Institut Teknologi Bandung tersebut diketahui melibatkan berbagai bidang keilmuan, seperti aerodinamika dan termodinamika untuk mengembangkan mesin turbojet.

Terlebih, dosen dari universitas ternama Bandung ini memilih melakukan riset pembuatan mesin peluncur misil karena pembuatannya relatif sederhana dibandingkan mesin lain.

Baca Juga: Kokoh Sejak 1914, Pembangunan Stasiun Kereta Api di Lampung Ini Awalnya Hanya Menggunakan Bambu dan Kayu?

Dikatakan, pembuatan mesin ini telah menjalin kerjasama dengan KEMHAN dalam hal pendanaan penelitian dan lain-lain.

Sayangnya, terlalu banyak kendala waktu dan perubahan pemerintahan yang silih berganti datang, sehingga penelitian tidak berjalan lancar.

Meskipun begitu, penelitian yang digagas oleh ITB ini tidak terhenti dan sedang fokus pada komponen lain seperti uji kelayakan dan bahan bakar.

Walau mesin turbojet yang dikembangkan dosen tersebut tergolong sederhana, namun dengan adanya perbaikan dan modifikasi diharapkan menjadi barang produksi rendah berkualitas.

Akan tetapi, hal tersebut juga menjadi tantangan tersendiri di masa depan kelak karena masih belum ada pelopornya.

Sehingga, dengan pembuatan teknologi dari universitas ternama Bandung yakni ITB, diharapkan lahir inovasi lebih besar untuk kepentingan bangsa.

Akan lebih baik bila inovasi tersebut dapat mendongkrak produksi serta pemakaian produk dalam negeri sebagai langkah pertama menuju penciptaan teknologi.***

Rekomendasi