Hampir Rampung! Megaproyek Rp2,75 Triliun Ini Bakal Satukan Sumatera Selatan-Jambi

inNalar.com – PT Hutama Karya (Persero) segera menuntaskan pembangunan Proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Bayung Lencir – Tempino Seksi 3 yang panjangnya hingga 15,47 km.

Terhitung sampai tanggal 23 Agustus 2024 progres pembangunan jalan tol ini sudah mencapai 97,56 persen.

Jalan Tol Trans Sumatera ini sendiri akan menjadi jalan tol pertama yang akan menjadi alternatif baru perjalanan Sumatera Selatan – Jambi.

Baca Juga: Belum ke Kalimantan Timur Jika Tak Nikmati 3 Kota Terpopuler Ini, 906.438 Wisatawan Domestik Saja Terpikat!

Al Haris mengemukakan dirinya yakin terhadap proyek tersebut bisa selesai dengan tepat Waktu.

Diungkapkan oleh Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim bahwa konstruksi ruas jalan tol ini sudah mencapai tahap akhir.

Tahapannya pun sudah mencapai penyelesaian pekerjaan seperti struktur overpass, struktur jembatan, struktur interchange juga struktur slab on pile 4,06 km.

Baca Juga: Lebih dari Sekadar ‘Kerukan’ Tambang Nikel, 2 Suku Besar Pulau Kabaena di Sulawesi Tenggara Merana

Tahap penyelesaian juga sudah dikerjakan pada timbunan dan galian, perkerasan kaku (rigid main road) yang panjangnya 11,4 km serta pengaspalan yang panjangnya 4,79 km.

Adjib juga menjelaskan bahwa tim lapangan sedang fokus pada pengerjaan yang sisanya seperti penyelesaian rigid main road sepanjang 57 m, bangunan gerbang tol, juga simpang sebidang.

Dirinya juga menjelaskan bahwa adanya koordinasi intensif untuk mempercepat pekerjaan yang dilakukan oleh seluruh pihak untuk memastikan setiap tahapan berjalan sesuai jadwal juga standar yang sudah ditetapkan.

Baca Juga: Sering Lihat Telur saat Maulid Nabi? Ini Alasan Ndhog Banyak Muncul di Peringatan Hari Lahir Nabi Muhammad SAW

Target penyelesaian proyek yang digarap dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) Bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (Wijaya Karya) dan PT Brantas Abipraya (Persero) ini ditargetkan bisa digunakan pada triwulan IV tahun 2024.

Proyek ini sendiri menggunakan beberapa teknologi pendukung seperti Electrical Density Gauge untuk mengontrol kualitas pekerjaan timbunan dengan akurat.

Ada juga Load Scanner yang fungsinya meminimalisir kesalahan dalam perhitungan volume material yang masuk.

Baca Juga: Inilah 5 Lumbung Padi Terbesar di Kalimantan Timur, Daerah Penghasil Terkaya Letaknya 1 Jam dari IKN

Selain itu digunakan pula survei digital dengan LiDAR untuk mempercepat proses perhitungan progress pekerjaan.

Bahkan Building Information Modelling (BIM) sampai 5D dan pemasangan CCTV yang tersebar sepanjang proyek untuk pengawasan secara real time.

Tol Bayung Lencir – Tempino merupakan bagian dari Jalan Tol Betung – Tempuno – Jambi yang memiliki Panjang hingga 169.9 km.

Baca Juga: Digelari ‘Kota Sejuta Bunga’, Magelang Punya Banyak Julukan Keren: Ini Dia Sederetan Makna di Baliknya

Pembangunan ini dilakukan dengan beberapa tahap dan dibagi menjadi 4 Seksi mencakup Seksi Belitung-Tungkal Jaya, Tungkal Jaya-Bayung Lencir, Bayung Lencir-Tempino, juga Tempino-Sp. Ness.

Pembagian Tol Bayung Lencir – Tempino sendiri terbagi menjadi 3 paket pekerjaan yaitu paket 1 dibangun sepanjang 7,6 km dengan nilai kontrak Rp1,6 triliun.

Sedangkan paket 2 memiliki Panjang 11 km dengan nilai kontrak Rp1,3 triliun dan paket 3 sepanjang 15,47 km dengan nilai kontrak Rp2,7 triliun.

Baca Juga: Diburu Wisatawan Mancanegara, Inilah 4 Tempat Wisata Andalan Jakarta: Paling Asyik Ada di Seberang Pulau!

Masing-masing paket memiliki penyedia jasa yang berbeda-beda.

Pembangunan Jalan Tol Bayung Lencir – Tempino menjadi upaya besar pemerintah dalam meningkatkan konektivitas khususnya di Sumatera supaya bisa memangkas durasi perjalanan dari 4-5 jam menjadi 1,5 jam saja.

Hutama Karya memiliki komitmen bahwa proyek ini akan selesai sesuai target dengan standar kualitas yang tetap terjaga dan memperhatikan keselamatan kerja juga keamanan lingkungan proyek.

Proyek ini sendiri sudah menerima penghargaan nihil kecelakaan yang diberikan oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia karena mampu melaksanakan 2,935,573 jam kerja tanpa adanya kecelakaan.***

Rekomendasi