

inNalar.com – Di pedalaman Jawa Timur, tepatnya di Kampung Pojok Kelitih, Desa Tambak, Kecamatan Pelandaan, Kabupaten Jombang, terdapat sebuah kampung yang konon para perempuannya, terkena kutukan menjadi perawan tua.
Oleh sebab itu, kampung ini dijuluki “Kampung Perawan Tua.” Dilansir dari Channel YouTube Petung Sewu, kampung ini berada di pinggiran hutan yang diapit oleh dua bukit, terdapat aliran sungai dengan situs watu Galeng.
Jalur aksesnya bisa dari Jombang ke arah Babat, dengan mengambil arah kanan di perempatan Kabuh untuk menuju Kampung Pojok Klitih.
Istilah “Perawan Tua” di kampung Pojok Klitih, bukan wanita berumur yang belum menikah seperti di perkampungan pada umumnya. Melainkan perawan paruh baya, yang bahkan sudah beruban.
Berdasarkan pengamatan berbagai sumber, belum ada keterangan yang pasti terkait dengan jumlah penduduk di kampung Pojok, yang jelas, kampung tersebut tidak memiliki banyak penduduk dan banyak perawan yang sudah lanjut usia.
Namun, meskipun demikian, jika berkunjung ke sana lalu menemukan wanita usia senja, perlu berhati-hati ketika menyapa, panggilan “Mbak” cenderung dianggap normal dan lebih sesuai dibandingkan “Nenek” ataupun “Ibu”.
Mitos Perabotan Dapur Berbahan Bambu
Menurut penelusuran dalam channel YouTube SUKORAME LM, kutukan perawan tua dipengaruhi oleh mitos, larangan mengibaskan dan memukul peralatan dapur yang terbuat dari bambu, tanpa keperluan.
Seperti halnya wakul, tomblok, atau tempeh. Jika dilakukan, diyakini akan menyebabkan banyak perempuan sulit mendapatkan jodoh dan menjadi perawan tua.
Baca Juga: Tak Pernah Terekspos! Ini Daftar 7 Suku Paling Misterius di Indonesia: Nomor 1 Ada di Sumatera Barat
Namun, cerita yang lebih familiar yaitu berkaitan dengan wakul atau tempat nasi yang tidak boleh diketapkan atau digedukkan ketika dibersihkan, atau setelah selesai digunakan.
Sekilas terdengar iseng dan seperti cerita rakyat, tetapi hal ini sudah berkembang sejak lama, menjadi kepercayaan yang dipegang teguh secara turun-temurun oleh masyarakat kampung Pojok.
Kaitannya dengan Situs Watu Galeng
Larangan mengetapkan wakul juga berkaitan dengan situs batu besar di sungai yaitu “Situs Watu Galeng”. Situs tersebut menjadi monumen bersejarah yang sangat dihormati masyarakat setempat.
Baca Juga: Keren! Warga Kampung di Pedalaman Papua Setiap Hari Makan Gratis, Ternyata Ada Rahasianya
Menurut Channel YouTube Wito Kodok Ijo , Situs tersebut diyakini berasal dari Bendungan gagal yang dibangun oleh tokoh pewayangan Semar atau Punokawan.
Mereka merencanakan pembangunan selesai dalam satu malam, Namun pada malam pembangunan, para gadis di Kampung Pojok iseng atau tanpa keperluan mengetapkan wakul dan semacamnya.
Sehingga mereka berpikir bahwa waktu malam akan habis sementara bangunan belum mencapai separuh pun, akibatnya, Semar mengutuk para gadis di kampung pojok agar tidak mendapatkan jodoh hingga tua,
Baca Juga: Viral, Kampung Vietnam Tersembunyi 20 Tahun di Tengah Hutan Belantara Kabupaten Cianjur
Itulah asal usul adanya kampung perawan tua yang tidak biasa di tanah air, berkaitan dengan mitos dan kepercayaan para leluhur. *** (Gita Yulia)