

inNalar.com – Sejak tahun 2018 silam, Kementerian PUPR telah membangun sebuah bendungan istimewa yang berbeda dengan infrastruktur serupa lainnya di Bali.
Bendungan di Buleleng, Bali ini dibangun dengan bahan teknologi tidak biasa dan menjadi yang pertama diterapkan di Indonesia.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, infrastruktur penampungan air ini sudah dibangun sejak tahun 2018 silam dan selesai serta diresmikan pada Februari 2023 lalu.
Pembendung air yang berada di Pulau Dewata ini merupakan yang ke 36 dari 61 proyek infrastruktur sama yang direncakan sampai tahun 2024.
Dilansir dari laman web Dirjen SDA Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, infrastruktur ini memiliki luas genangan sebesar 29,5 hektare yang lokasinya mencakup tiga desa berbeda, yakni Sawan, Bila, dan Tamblang.
Selain memiliki luas genangan yang besar, daya tampung pembendung air ini juga fantastis, yakni sebesar 5,1 juta meter kubik.
Dengan daya tampung jumbo tersebut, bendungan yang ada di Bali ini dimanfaatkan untuk mengairi sawah seluas 588 hektare.
Selain itu, infrastruktur ini juga dimanfaatkan sebagai pengendali banjir dengan retensi 156,86 meter kubik dan memiliki potensi sebagai destinasi wisata yang menarik.
Tidak hanya itu, pembendung air ini juga berpotensi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMh) sebesar 0,54 megawatt (MW).
Infrastruktur ini juga memiliki fungsi utama, yakni sebagai pemasok air baku sebesar 510 liter per detik untuk Kecamatan Sawan, Kabutambahan, dan Buleleng serta untuk irigasi DI Bungkulan dan DI Bulian seluas 558 hektare.
Pembangunan dari bendungan yang sebelumnya dikenal sebagai Bendungan Tamblang ini dilakukan oleh PT Pembangunan Perumahan (Persero) (PP) – PT Mettana (KSO).
Pengerjaan dari proyek Bendungan Tamblang di Bali ini dilakukan selama 1.460 hari kalender dengan masa pemeliharaan selama 365 hari kalender.
Dengan waktu yang begitu lama, ternyata, proyek ini dibangun dengan cara yang istimewa dan berbeda dengan proyek pembendung air lainnya.
Infrastruktur di Pulau Dewata ini dibangun dengan menggunakan konstruksi inti aspal (Asphalt Core Concrete Embankment Dam-ACCED).
Umumnya, penampung air dibangun dengan menggunakan inti clay, sehingga, proyek yang menggunakan inti aspal ini adalah teknologi baru dan yang pertama diterapkan di Indonesia.
Baca Juga: Usung Tema ‘Kuat & Hebat’ di Usia 128 Tahun, Ini 10 Pencapaian Fantastis BRI!
Keistimewaan teknologi ini dibanding lainnya adalah keuntungannya yang kedap air, tahan gempa, serta memiliki efisiensi yang lebih tinggi terhadap penggunaan material urugan.
Adapun anggaran yang dikeluarkan untuk membangun pembendung air istimewa di Bali ini adalah sebesar Rp820 miliar.
Saat ini, Bendungan Tamblang dikenal dengan nama Bendungan Danu Kerthi.
Baca Juga: HUT ke-128 BRI, Nasabah Bisa Nikmati Promo Meriah di Berbagai Merchant
Perubahan nama ini dilakukan atas usulan dari Gubernur Bali I Wayan Koster dan bendungan ini akhirnya diresmikan Presiden Jokowi dengan nama Bendungan Danu Kerthi.***