Habiskan Rp5 Miliar, Rambu Solo Tana Toraja Jadi Pemakaman Termahal di Dunia

inNalar.com – Rambu Solo merupakan upacara pemakaman di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Adat Toraja tersebut bertujuan untuk mengantarkan arwah seseorang yang sudah meninggal ke alam roh.

Rambu Solo memiliki istilah lain yakni Auk Rampe Matampu.

Upaya pemakaman di Toraja merupakan salah satu wujud bakti anak kepada orang tua sekaligus mengikat silaturahmi.

Baca Juga: Tulisan Tangan Berantakan? Tak Perlu Khawatir Justru Anda Tergolong Orang dengan Sifat Seperti Ini

Lebih lanjut, jika ada kebutuhan prosesi upacara Rambu Solo yang belum terpenuhi maka masyarakat Toraja akan memperlakukan orang meninggal seperti orang sakit.

Lantaran dianggap seperti orang sakit maka perlu disediakan makanan, minuman, dan ditidurkan di tempat tidur.

Rambu solo secara harfiah memiliki arti sinar yang arahnya ke bawah. Sehingga, upacara dilakukan saat matahari terbenam.

Baca Juga: Fakta Unik Warga Sumenep yang Lebih Suka Tidur di Atas Pasir, Begini Penjelasannya

Selain itu, pemakaman Rambu Solo diyakini sebagai penyempurna bagi orang yang telah meminggal. Lalu apa yang mengakibatkan biaya pemakaman di Toraja sangat mahal?

1. Prosesi Upacara dilakukan hingga bertahun-tahun

Waktu prosesi upacara pemakaman dilakukan beberapa bulan atau beberapa tahun. Lamanya prosesi tersebut memakan biaya yang tidak sedikit.

Upacara pemakaman dibagi menjadi dua garis besar yaitu prosesi pemakaman atau Rante dan pertunjukan kesenian.

Baca Juga: Desa Wisata Sekaligus Desa Adat Terbersih di Dunia ada di Indonesia! Hanya Berjarak 50 Km dari Pantai Terpopuler di Pulau Bali

Kedua prosessi tersebut dilaksanakan berlasung secara harmoni dalam satu upacara pemakaman. Durasi upacara sekitar tiga sampai tujuh hari.

Upacara Rambu Solo umumnya dilakukan pada Bulan Juli hingga Agustus.

2. Hewan Kurban

Alasan utama yang membuat biaya pemakaman membengkak bahkan bisa tembus miliaran rupiah disebabkan oleh Jumlah hewan yang harus dikorbankan.

Hewan-hewan tersebut terdiri atas babi hingga kerbau. Upacara Rambu Solo membutuhkan penyembelihan kerbau dan babi degan jumlahnya tidak sedikit (Ma’tinggoro Tedang).

Jumlah untuk golongan menegah umumnya 8 sampai 10 ekor kerbau dan 30-50 babi. Kemudian, untuk kalangan bangwasan kerbau yang dikurbankan bisa mencapai ratusan ekor.

Jenis kerbau yang disembelih juga bukan sembarangan melainkan kerbau bule belang atau tedong bonga.

Harga satu kerbau belang dimulai dari Rp 20 juta hingga ratusan juta rupiah. Jadi bisa dibayangkan betapa mahalnya upacara adat Toraja ini. Jadi, Tidak heran disebut sebagai pemakaman termahal di dunia.

Masyarakat Toraja percaya semakin banyak kerbau yang dikurbankan, maka perjalan roh menuju tempat peristirahtan abadi (puya) akan makin lancar.

Melansir dari Kompas.com, pemberian babi dan kerbau untuk keluarga yang ditiggalkan mempunyai dua wujud, yaitu pertama sebagai wujud belasungkawa (Pa’uaimata).

Kedua, pengemballian atas pemberian yang dilakukan oleh keluarga pelaksana Rambu Solo di masa lalu (Tangkean Suru).

3. Peti Jenazah dan Bekal Perjalanan

Upacara pemakaman mewajibkan peti jenazah untuk dihiasi dengan kain adat dan tali yang dibuat dari emas atau perak.

Kemudian, di dalam peti dilengkapi dengan barang-baang yang dipercayai sebagai ‘bekal perjalanan’ arwah menuju surga.

Bekal perjalanan berupa perhisan, sejumlah uang, dan pakaian. Maka tidak heran jika biaya yang dikeluarkan akan mencapai 4-5 miliar.

4. Menjamu Tamu

Dalam menjamu tamu, tuan rumah harus melayani tamu dan kerabat yang dating. Tentu saja tamu yang dating tidaklah sedikit. sehingga biaya yang dikeluarkan juga banyak.

Prosesi pemakaman yang memakan waktu menjadikan tuan rumah harus mengeluarkan dana lebih untuk biaya bahan-bahan makanan dengan proses pengolahannya. *** (Ummi Hasanah)

 

Rekomendasi