Habiskan Rp 1.200 Triliun, China Bangun Mega Proyek yang Melawan Hukum Alam


inNalar.com – Mega proyek yang telah merenggut ekosistem alam dan anggaran keuangan China sampai Rp 1.200 Triliun ini memiliki jangka waktu pengembangan yang sangat lama bahkan dampaknya baru dapat dirasakan setelah puluhan tahun.

Sekelas negara China yang memiliki kekuatan ekonomi luar biasa dan menjadi negara adidaya harus bertekuk lutut di hadapan hukum alam.

Ketidaksesuaian letak geografis dan cuaca yang membuat sebagaian wilayah menjadi kekurangan air adalah penentu mengapa China harus membuat Mega Proyek dengan dana yang cukup gila.

Baca Juga: Prabowo Tinjau Lumbung Pangan 1 Juta Hektar di Merauke, Mulai Eksekusi Proyek?

Mega proyek yang menentang alam dengan melibatkan teknologi canggih dan sumber daya melimpah hanya bisa dilakukan oleh negara China.

Untuk menyelesaikan permasalahan air yang tidak merata, negara tirai bambu ini tidak segan-segan untuk membuat proyek sungai buatan sepanjang ribuan kilometer.

Proyek penyaluran air besar-besaran ini dinamai dengan “Self Water Transfer Projek” sekaligus menjadikan sungai buatan paling besar dan termahal di seluruh duni.

Baca Juga: Terobosan di Luar Nalar! New York Gagas Tower Terbalik dan Tak Sentuh Tanah: Gedung Menggantung di Asteroid

Bahkan investasi awalnya saja menghabiskan uang sampai ribuan triliun rupiah lebih tepatnya sekitar 94,91 miliyar yuan atau memiliki nilai sebanding dengan 200 triliun rupiah.

Kita mengetauhi bahkan China mempunyai rancangan besar selain sungai buatan yaitu dengan bendungan 3 ngarai dengan sistem canggih hidroelektrik.

Seharusnya ukuran 3 ngarai tersebut sudah paling besar dibandingkan infrastruktur lainya yang berada di negara ini.

Baca Juga: Menuju IKN Bisa Bablas 1 Jam Saja! Jalan Tol Rp6,38 Triliun Bakal Bikin Warga Kaltim Gak Mabuk Darat Lagi

Tapi kemunculan ide pembuatan sungai buatan sudah mengalahkan 3 ngarai yang besar bahkan, ukuran infrastruktur sungai buatan lebih besar 2 kali lipat.

Tujuan dibangunya adalah untuk membawa aliran air dari China bagian selatan menuju ke arah Utara.

Tidak dapat dipungkiri ketika musim panas melanda banyak sektor di negara itu mengalami kesulitan untuk mengonsumsi air.

Tepatnya di daerah utara, karena letak geografis dan topografis yang tandus serta kebanyakan sungai memiliki arus yang mengarah ke barat atupun timur,sehingga minim pemasokan yang diterima oleh wilayah utara karena

Karena populasi yang semakin bertambah, menyebabkan kebutuhan utama seperti air menjadi meningkat sehingga air akan dialirkan menuju kawasan beijing.

Hal lainya adalah dengan adanya pertumbuhan industri yang dinamis membuat pasokan air tidak bisa terkontrol dengan baik.

Pembangunan Mega Proyek akan dibangun melaui 3 rute, pertama rute timmur, rute tengah dan juga rute dan rute barat.

selain itu alasan yang kuat dari mega proyek ini adalah memperbaharui arah lewat air dengan lintas terbaru tersebut dengan melewati 4 sungai besar di sini, seperti, sungai huawei, sungai yangse dan sungai kuning melalui terowongan bawah tanah sehingga .

Sungainya pun memiliki total panjang hingga mencapai 3000 kilometer dan akan dimasukkan kedalam jalur bawah dari sungai yang telah ditentukan.

Perancangan proyek ini sudah dilakukan puluhan tahun silam pada tahun 2002, namun untuk menyelesaikanya menunggu hingga 2035

Pemerintah berharap agar usaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terkait melimpahnya air dapat dimaksimalkan melalui proyek ini.

Sayangnya beberapa orang memberikan kritikan karena meskipun dapat membantu sekitr 120 juta penduduk namun terjadi kerusakan ekosistem alam yang terjadi.***(Wahyu Adji Nugraha)

 

Rekomendasi