Habiskan Dana Rp30 Triliun, Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera Utara Disiapkan Menjadi Transhipment Port

inNalar.com – Pelabuhan Kuala Tanjung adalah sebuah pelabuhan yang berada di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara.

Sejak dibangun pada tahun 2015 silam, Pelabuhan Kuala Tanjung berada di bawah pengelolaan PT PelindoTerminal Petikemas (SPTP).

Sedangkan perusahaan yang mengelola Pelabuhan Kuala Tanjung secara langsung adalah PT Prima Multi Terminal (PMT) yang merupakan cucu dari perusahaan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) (Persero).

Baca Juga: Punya Desain Unik seperti Paruh Burung, Bandara Termegah di Kalimantan Tengah Sedot Dana hingga Rp700 M

Pelabuhan Kuala Tanjung ini berada di lokasi yang strategis karena terletak di jalur pelayanan utama Selat Malaka dan mampu disandari oleh kapal Post Panamax dan kapal tanker dengan berat lebih dari 50.000 DWT (deadweight tonnage).

Karena itu, Pelabuhan Kuala Tanjung disiapkan oleh pemerintah sebagai Pelabuhan Hub Internasional. Proyek ini bahkan juga termasuk ke dalam proyek strategis negara (PSN).

Dengan disiapkannya Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan internasional, PT Pelindo I sudah secara bertahap memindahkan kapal-kapal dengan rute internasional dari Pelabuhan Belawan ke Pelabuhan Kuala Tanjung.

Baca Juga: Luasnya 270 ha, Lahan Tambang di Kalimantan Timur Ini Disulap Jadi Telaga Cantik, Wajib Dikunjungi nih!

Dilansir inNalar.com dari hubla.dephub.go.id, penetapan Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai proyek strategis nasional (PSN) tertuang dalam Perpres No. 3 Tahun 2016 dan Perpres No. 56 Tahun 2018.

Ditetapkannya Pelabuhan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan hub internasional juga meliputi pembangunan industral port untuk mendukung Kawasan Industri Kuala Tanjung.

Kawasan industri ini mencakup steel (besi), petrochemical, fertilizer(pupuk), CPO/agro-businesses, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Gunakan Konsep Pentahelix, Kalimantan Timur Bakal Miliki Pertamina Sustainable Energy Center di Kawasan IKN

Selain disiapkan sebagai pelabuhan hub internasional, Pelabuhan Kuala Tanjung juga disiapkan untuk menjadi transhipment port.

Definisi dari transhipment port sendiri merupakan sebuah pelabuhan hub ekspor, dimana kargo dari kapal-kapal kecil dialihmuatkan ke kapal besar yang bersandar di pelabuhan untuk dikirim ke luar negeri dan sebaliknya.

Dengan begitu, pengembangan dari Pelabuhan Kuala Tanjung ini terus dilakukan secara bertahap dan dimulai dengan pembangunan Terminal Multi Purpose.

Terminal Multi Purpose ini sendiri nantinya akan berfungsi sebagai gateway atau pintu gerbang Sumatera Utara.

Adapun Terminal Multi Purpose dari Pelabuhan Kuala Tanjung telah berfungsi pada tahun 2023 ini.

Pengembangan dari Pelabuhan Kuala Tanjung yang terus dilakukan ini menelan dana investasi hingga Rp 30 triliun.

Proyek pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung ini bertujuan untuk meningkatkan volume arus peti kemas hingga 12,4 juta TEUs pada tahun 2039. ***

Rekomendasi