Habiskan Dana Rp 53,5 Triliun, Pembangunan Proyek Pertama di Kalimantan Timur Ini Ditinggalkan Investor Rusia

inNalar.com – Diketahui bahwa proyek pembangunan rel kereta api pertama kali di Kalimantan Timur jalur KA Borneo batal dilaksanakan.

KA Borneo tersebut akan melintasi Penajam Paser Utara yang akan dibangun dengan panjang 203 km.

Investor pertama pada pembangunan proyek KA Borneo adalah inverstor yang berasal dari Rusia yakni JSC Russian Railways yang menyatakan dari pendanaan investor pembangunan rel kereta api di Kalimantan Barat ini.

Baca Juga: Jawa Timur Memimpin dengan Lahan Seluas 184,2 Hektar: Inilah 6 Daerah Penghasil Tebu Terbesar di Indonesia! 

Diketahui bahwa perusahaan milik Rusia ini telah berdiri sejak tahun 2003 pada tanggal 18 September yang memiliki kantor pusat di Ibukota Rusia.

JSC Russian Railways adalah sebuah perusahaan swasta yang mencakup dalam bidang infrastruktur kereta api dan juga operator kereta pada barang maupun kereta penumpang.

Kereta api Borneo ini awalnya akan digunakan sebagai kereta api umum yang bisa digunakan semua orang.

Baca Juga: 6 Jam dari Palembang, The Hidden Paradise of Sumatera Selatan dengan View Eksotis Ternyata Ada di Pulau Ini 

Hingga pada  akhirnya proyek pembangunan kereta api di Kalimantan Timur ini ditinggalkan oleh investor Rusia. 

Setelah 7 tahun masa groundbreaking proyek yang bernilai fantastis hingga mengeluarkan dana Rp 53,3 triliun tersebut ditinggalkan oleh Rusia.

Proyek pembangunan rel kereta api ini akan melewati Kabupaten penajam Paser Utara yaitu merupakan lokasi ibukota terbaru Indonesia.

 Baca Juga: Gelontorkan Dana Triliunan, Rancangan Pembangunan Jembatan di Kalimantan Barat Ini Memiliki Desain Mewah

Surat pengunduran diri investor asal rusia tersebut disampaikan langsung kepada pemerintah pusat yang dilakukan pada tahun 2020.

Diketahui bahwa PT kereta Api Borneo tatap melakukan investasi tetapi bukan di sektor kereta api.

Proyek kereta api Borneo awalnya dilakukan pada tahun 2015 yang ditandai dengan peletakan batu pertama oleh presiden Indonesia Jokowi.

Untuk pembangunan jalur kereta api Borneo mencapai 140 hektar dan lebih dari 70 hektar tanah atau lahan ditetapkan untuk pembangunan jalur kereta api Borneo. 

Rute rel kereta api ini awalnya melewati 4 wilayah dan didukung dengan infrastruktur lainnya seperti stasiun, dan jetty batubara serta pelabuhan adapun PLTU yang memiliki kapasitas hingga 15 MW.

Proyek pembangunan kereta api Borneo memiliki tujuan sebagai pengurangan biaya distribusi dan juga mempersingkat jarak waktu tempuh yang diperlukan.***

Rekomendasi