

inNalar.com – Jembatan Manula adalah salah satu jembatan terpanjang di Pulau Sumatera yang telah diselesaikan oleh Kementerian PUPR.
Pembangunan Jembatan Manula sendiri dapat menjadi penghubung Provinsi Bengkulu dengan Provinsi Lampung.
Dengan adanya pembangunan ini maka tentu dapat meningkatkan pemerataan pembangunan di tanah air sekaligus meningkatkan daya saing secara nasional.
Terbangunnya jembatan ini juga menjadikan konektivitas semakin lancar secara efektif.
Nantinya, para pengendara dapat melintas dengan waktu tempuh yang lebih cepat dan aman.
Tidak hanya itu, kehadirannya juga dapat menjadi destinasi wisata menarik bagi wisatawan sehingga mereka bisa berswafoto.
Hal ini karena lokasi pembangunannya diapit oleh dinding tebing dan rimbunnya hutan lindung sehingga sangat menarik untuk dilihat.
Asal Muasal Nama Jembatan Manula
Jembatan Manula ada di Desa Tebing Rambutan, Kec. Nasal. Penamaannya sendiri merupakan hasil dari pengubahan nama yang lama.
Jembatan lama awalnya dibangun di kawasan hilir dengan kondisi meanjak dan menikung tajam.
Akibatnya, jembatan lama tersebut menelan banyak korban karena sering terjadi kecelakaan tidak terkecuali kendaraan besar yang bermuatan berat karena tidak mampu menanjak.
Dengan dibangunnya jembatan baru, maka masyarakat akan semakin mudah terhubung dari Lampung ke Bengkulu atau sebaliknya.
Melansir dari laman Kementerian PUPR, penamaan Jembatan Manula ini sendiri tidak sembarangan.
Pasalnya, nama jembatan tersebut dipakai sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada salah seorang tokoh yang dimakamkan di sekitarnya.
Tidak lain yakni Syeikh Aminullah. Akan tetapi, warga setempat lebih mudah menyebutkan sebagai Manula sehingga dinamakanlah Jembatan Manula.
Proses pembangunan jembatannya sendiri dilakukan lewat beberapa tahap pembangunan. Mulai tahun 2010 sampai 2012 untuk survei desain dan pembebasan lahan.
Kemudian pada tahun 2013 sampai 2014 dilakukan pembangunan konstruksi tahap 1 oleh PT Nindya Karya.
Selanjutnya dibangun konstruksi tahap 2 oleh PT Cahaya Tunggal Abadi. Memasuki 2017, pembangunan konstruksi dilanjutkan ke tahap 3 oleh PT Trigaya Ciptamarga.
Terakhir, tahap 4 dilakukan oleh PT Surya Alnusa Mandiri pada tahun 2019 lalu.
Pembangunan Jembatan Manula sendiri menghabiskan biaya sekitar Rp168 miliar secara keseluruhan.
Adapun panjangnya mencapai 215 meter, terdiri dari 6 bentang, dan memiliki lebar 10,6 meter.
Bangunan ini juga dilengkapi dengan konstruksi atas jembatan beton PCI sepanjang 35 meter. Sedangkan konstruksi pondasinya memakai tiang pancang baja.***