

inNalar.com – Setelah Kabupaten Mahakam Ulu berpisah dari Kabupaten Kutai Barat pada 2013 silam, Pemerintah Indonesia bergegas menganggarkan pembangunan bandara perintis di daerah termuda di Kalimantan Timur ini.
Salah satu alasan utama pembangunan bandara di Kabupaten Mahakam Ulu ini diprioritaskan Pemerintah Indonesia adalah karena salah satu daerahnya sangat terpencil, yakni Kecamatan Long Apari ini persis berada di perbatasan antara Kalimantan Timur dan Malaysia.
Anggaran Rp150 miliar pun akhirnya dialokasikan Pemerintah Indonesia guna membuka akses pelosok Mahakam Ulu dengan membangun bandara perintis di Kalimantan Timur.
Dilansir inNalar.com dari situs resmi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, pembangunan Bandara di Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat (AD).
Pasalnya, akses menuju lokasi pembangunan bandara perintis di pedalaman Kalimantan Timur, tepatnya di Kecamatan Long Pahangai kala itu di tahun 2015, medannya cukup ekstrem untuk dilalui.
Akhirnya, impian membuka akses pedalaman di wilayah pelosok Mahakam Ulu ini berhasil terwujud atas hasil kerja hebat Pemerintah dan TNI AD.
Mulanya runway bandara ini hanya 850 meter x 23 meter. Namun tak lama setelahnya landasan pacu di-upgrade dengan ukuran panjang 1.600 meter dan lebarnya 30 meter.
Sehingga bandara mungil ini dapat didarati pesawat jenis ATR-70 dan Hercules.
Secara fisik bangunannya memang masih nampak sederhana sebagaimana Bandara Maratua di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur yang kala itu juga menjadi proyek bandara di wilayah perbatasan negara.
Namun dengan keberadaan bandara di pelosok Mahakam Ulu ini, diharapkan pembangunan ekonomi wilayah tersebut jauh lebih cepat dan memudahkan aktivitas masyarakatnya.
Namanya adalah Bandara Datah Dawai, lokasinya ada di Desa Long Lunuk, tepatnya di Kecamatan Long Pahangai, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur.
Tantangan kabupaten termuda di Kalimantan Timur ini tentunya tidak jauh dari permasalahan tingkat perekonomian dan kemiskinan.
Syukurnya, efek yang dihasilkan setelah adanya bandara di pelosok Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini mulai terlihat perkembangannya, setidaknya dalam kurun waktu 2015 – 2020.
Melansir informasi resmi dari Bappeda Kalimantan Timur, laju pertumbuhan Kabupaten Mahakam Ulu sejak 2015 hingga 2019 terus bertumbuh, meski tahun 2020 mengalami penurunan akibat tekanan situasi pandemi Covid-19.
Mulanya pada tahun 2015 pertumbuhan ekonomi berada di 3,32 persen kemudian terus melaju pertumbuhannya hingga 5,59 persen di tahun 2019.
Dengan demikian, strategi Pemerintah Indonesia dalam membangun infrastruktur pembuka konektivitas orang dan barang di pelosok Mahakam Ulu, Kalimantan Timur ini merupakan langkah tepat.***