

inNalar.com – Habib Ja’far membocorkan satu alasan mendasar mengapa seorang muslim merasa malas untuk menunaikan ibadah sholat.
Menurut Habib Ja’far, rasa malas seringkali menghinggap dalam diri seorang muslim ketika ia hendak melaksanakan ibadah sholat, tetapi ketika ia melakukan hal lainnya seperti olahraga dan beraktivitas di media sosial justru semangatnya sangat tinggi.
Habib Ja’far memandang bahwa fenomena semacam ini perlu dicari tahu penyebabnya, sebab sholat merupakan ibadah yang sifatnya fundamental.
Artinya, seorang muslim yang baik sholatnya, akan baik pula perangainya. Lalu, Habib Ja’far mengajak kita untuk memperhatikan perkataan Jalaludin Rumi.
Habib Ja’far menyebutkan bahwa Jalaludin Rumi adalah seorang sufi pernah membagikan perkataan hikmahnya yang perlu menjadi renungan kita bersama sebagai umat muslim agar tak merasa berat lagi tiap kali kita akan melaksanakan sholat.
Jalaludin Rumi mengatakan bahwa tanpa cinta, semua ibadah adalah beban.
Habib Ja’far pun mengajak kita berpikir, mengapa banyak orang yang senang travelling, tetapi giliran masuk waktu sholat ia merasa berat untuk bangkit.
Selain itu, mengapa banyak muslim yang lincah bermain futsal, tetapi ketika kedua kakinya digunakan untuk menghadap ke Allah subhanahu wa ta’ala, seakan kedua kakinya langsung melemah.
Habib Ja’far menyarankan kita untuk memeriksa apakah diri kita sudah cinta atau belum dengan ibadah sholat.
Menurut Habib Ja’far, ketika seseorang berhasil mencintai ibadah sholat. maka tentu dalam mengerjakannya tidak akan pernah terasa berat.
Lalu bagaimana caranya agar kita bisa cinta kepada ibadah yang dilaksanakan? Habib Ja’far pun menyebutkan ungkapan. “Tak kenal, maka tak sayang.”
Supaya kita tidak merasa berat untuk melaksanakan sholat, maka Habib Ja’far pun menyarankan kita untuk mengenal lebih dalam segala hal yang berkaitan dengan sholat.
Baca Juga: Ormas Islam Tak Gencar Instruksikan Sholat Sunnah saat Gerhana Bulan Penumbra? Ternyata Ini Sebabnya
Namun, menurut Habib Ja’far, ada hal paling mendasar yang harus dikenali oleh seorang muslim.
Yaitu, seorang muslim perlu berkenalan dengan Allah.
Siapa kah Allah? Habib Ja’far menjelaskan bahwa Allah adalah Tuhan Yang Maha Ar Rahman dan Ar Rahiim, yakni Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Habib Ja’far menyampaikan bahwa dalam hadits qudsi, diterangkan bahwa Allah lebih dahulu mencintai kita, “Aku mencintaimu wahai manusia, maka cintailah Aku, sebagaimana Aku mencintaimu.”
Selain itu, Habib Ja’far mengingatkan kita pada QS Az Zumar ayat 53 dan 54, di mana Allah subhanahu wa ta’alakatakan bahwa seluruh disa kita, meski yang melampaui batas sekali pun, Dia akan berkasih sayang mengampunya kita.
Bahkan, tidak berhenti sampai di situ saja, Allah subhanahu wa ta’ala pun tetap mengalirkan rezeki pada orang-orang yang tidak menyembah-Nya.
Disebutkan oleh Habib Ja’far, yang dimaksud di atas ialah orang yang bukan muslim dan bahkan seorang atheis sekali pun.
Mengingat berbagai kenikmatan yang Allah subhanahu wa ta’ala di atas, apakah kita masih memiliki alasan untuk tidak mencintai Allah Yang Mencintai kita?***