

inNalar.com – Salah satu perusahaan BUMN di bidang pertambangan batu bara adalah PT Bukit Asam Tbk atau PTBA.
Perusahaan ini tercatat memiliki volume produksi batu bara hingga 31,9 juta ton hingga kuartal III tahun 2023.
Adapun angka tersebut tercatat tumbuh sebanyak 15 persen year on year (YoY) jika dibandingkan dengan tahun 2022 lalu yang hanya 27 juta ton.
Melansir dari Antara, Farida Thamrim selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PTBA menyampaikan bahwa PTBA adalah perusahaan tambang dengan cadangan terbesar di tanah air.
Hal ini ia ungkapkan dalam acara “Public Expose Live” di Jakarta.
Ia menjelaskan bahwa perusahaannya beroperasi di area Sumatera Selatan dengan cadangan batu bara mencapai 3,02 miliar ton.
Angka ini adalah cadangan tertambangnya sedangkan cadangan keseluruhannya sekitar 5,85 miliar ton.
Estimasi ini menurutnya dapat dikerjakan sampai dengan 100 tahun ke depan. Adapun volume produksi batu bara per tahunnya sekitar 30 juta ton.
Ia menuturkan bahwa kenaikan produksi perusahaan pada kuartal III di 2023 ini diakibatkan karena meningkatnya volume penjualan batu bara di bidang ekspor.
Untuk penjualan ekspor batu bara PTBA sendiri tercatat hingga 11,2 juta ton atau naik hingga 24 persen year on year dibandingkan tahun 2022 lalu.
Adapun untuk pendapatan bersihnya tembus Rp3,8 triliun kemudian ditopang dengan pendapatan senilai Rp27,7 triliun.
Dengan begitu, total aset perseroan ini mengalami peningkatan mencapai Rp36 triliun per 30 September 2023 lalu.
Menurutnya, perusahaan ini memiliki batu bara dengan kalori cukup beragam sehingga para buyer cukup tertarik dengan perseroan.
Area produksi PTBA sendiri tersebar ada di Tanjung Enim, Sumatera Selatan dengan jumlah kalori yang dimiliki mulai dari 4.000 hingga 5.400.
PTBA sendiri telah bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia atau KAI untuk mengembangkan angkutan batu bara.
Mulai dari daerah Keramasan hingga Tanjung Enim Baru atau sebaliknya.
Adapun tujuan untuk meningkatkan kapasitas angkutan batu jara memakai kereta api agar mencapai 52 juta ton di tahun 2024 mendatang.***