Gelontorkan Dana APBN-APBD Rp2,1 Triliun, Megaproyek Bendungan Tertinggi Ini Dihantui Status Mangkrak Karena Ditolak Warga, Mengapa?


InNalar.com –
Ternyata di daerah Jawa Tengah juga terdapat pembangunan megaproyek yang juga masuk di dalam proyek strategis nasional (PSN).

Adapun proyek yang dimaksud adalah pembangunan bendungan di Desa Guntur, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Namun siapa sangka, proyek pengerjaan infrastruktur ini malah dihantui akan status mangkrak, hingga akhirnya jadi molor.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Ganda Putri Indonesia Mundur Jamaah dari Malaysia Open 2024, Gara-gara…

Hal tersebut dikarenakan selama pengerjaan infrastruktur ini, warga sempat melakukan penolakan.

Penolakan ini sendiri terjadi karena penambangan batu andesit yang dilakukan di perbukitan Desa Wadas.

Perlu diketahui, perbukitan Desa Wadas merupakan lokasi dimana akan dilakukan penambangan batu andesit yang nantinya akan digunakan untuk pengurukan lahan waduk.

Baca Juga: KA Turangga Tabrakan dengan KA Lokal Bandung Sebabkan 4 Orang Tewas, Sebanyak 478 Penumpang Berhasil Selamat

Penambangan batu andesit ini pun cukup luas, karena Luas lahannya mencapai 124 hektar di perbukitan Wadas.

Memanfaatkan lahan seluas itu, nantinya batu andesit yang akan ditambang yaitu sebanyak 8,5 juta meter kubik.

Sementara itu alasan warga menolak dilakukannya pembangunan megaproyek ini yaitu karena pemerintah akan menambang batu andesit yang dimaksud.

Baca Juga: Daftar Pemain Unggulan Thailand Masters 2024: Indonesia Cuma Kirim 5 Wakil, Ganda Putra Perkasa!

Karena jika batu andesit di perbukitan Wadas akan ditambang, maka hal itu dapat menyebabkan tanah longsor di sekitaran daerah yang dimaksud.

Sedangkan pemerintah justru akan melakukan pertambangan batu andesit yang selama ini jadi Bedah Menoreh, atau pencegah tanah longsor.

Padahal dalam membangun bendungan yang masuk di dalam PSN ini, pemerintah telah menggelontorkan anggaran dari APBN-APBD sebanyak Rp2,06 triliun.

Baca Juga: Inter Milan ‘Besar Kepala’ Dapat Segera Resmikan Piotr Zielinski di Jendela Bursa Transfer Musim Dingin 2024

Berdasarkan rencananya, maka infrastruktur penampungan air ini akan dikerjakan pada akhir 2018, dengan target rampung pada tahun 2023.

Akan tetapi, karena timbul berbagai permasalahan seperti yang di atas, maka pengerjaan megaproyek ini target penyelesaiannya jadi molor.

Dilansir InNalar.com dari PUPR, pembangunan infrastruktur ini ditargetkan akan rampung pada Desember 2024.

Baca Juga: Negara Untung 106,87 Juta USD, Proyek Geothermal Garapan SERD Ini Siap Bikin Kaya 3 Daerah di Sumatera Selatan, Dimana Saja?

Adapun nama dari infrastruktur penampungan air ini yaitu Bendungan Bener.

Sebenarnya pengerjaan proyek ini cukuplah ambisius, karena infrastruktur ini akan jadi yang tertinggi di Indonesia.

Tidak hanya itu, bahkan Bendungan Bener ini juga akan jadi yang tertinggi ke-2 di Asia Tenggara.

Disebut yang tertinggi, sebab infrastruktur ini akan memiliki ketinggian sekitar 159 meter, dengan panjang timbunan 543 meter dan lebar bawah sekitar 290 meter.

Baca Juga: Baru 3 Tahun Mendapat Suntikan Dana Rp260 Miliar dari Tiga Investor, Zenius Education Umumkan Resmi Tutup Operasional

Sebab itulah waduk ini nantinya mampu menampung air sekitar 92 juta m3.

Maka tak heran jika waduk ini mampu mengaliri lahan irigasi seluas 15.519 hektar.

Bahkan infrastruktur ini juga mampu memenuhi pasokan air baku sebesar 1.500 liter per detik untuk rumah tangga, kota dan industri di 3 Kabupaten, yaitu Purworejo, Kebumen dan Kulon Progo.

Baca Juga: Dibangun 1895, Rumah Bersejarah di Medan Ini Miliki Gaya Arsitektur Perpaduan China-Eropa, Ada Ballroomnya?

Ada pula pemanfaatan lain seperti jadi PLTA yang menghasilkan listrik sebesar 10 MW.

Selain itu, Bendungan Bener juga mampu mereduksi debit banjir dari 584 m3/detik menjadi 178 m3/detik.

Diketahui pembangunan dari infrastruktur ini masihlah tetap digarap, dengan pada bulan Juni 2023 progresnya telah mencapai 26%.

Baca Juga: Disokong Bank Asing 540 Juta USD, Proyek Geothermal SERD di Muara Enim Ini Gaet 3 Emiten Jepang Gali Potensi Panas Bumi 964 MW di Sumatera Selatan

Saat waduk ini telah terbangun dan sudah beroperasi, maka dapat dimanfaatkan pula menjadi pariwisata, perikanan, dan konservasi DAS Bogowonto di bagian hulu. ***

 

Rekomendasi