

inNalar.com – Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengejutkan dunia internasional dengan menampilkan peta “Timur Tengah Baru” tanpa keberadaan Palestina.
PM Israel tersebut menyampaikan kabar kontroversi melalui pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-78 pada Jumat, 22 September 2023.
Peta tersebut menunjukkan wilayah Palestina yang diduduki, seperti Tepi Barat dan Gaza, serta Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah, sebagai bagian dari Israel.
Baca Juga: Penampakan Gelembung Misterius Berukuran 10.000 Kali dari Galaksi Bima Sakti: Peninggalan Big Bang?
Tindakan ini menuai berbagai reaksi dari berbagai pihak, baik yang mendukung maupun yang menentang.
Peta yang ditampilkan oleh Netanyahu dianggap kontroversial karena mengabaikan hak-hak Palestina dan menunjukkan wilayah Palestina yang diduduki sebagai bagian dari Israel.
Hal ini dianggap sebagai bentuk provokasi dan penghinaan terhadap prinsip dasar PBB yang menegaskan hak setiap bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri.
Baca Juga: Studi: Terlalu Lama Menjomblo Buat Seseorang Berpikiran ‘Nyeleneh’ Ketimbang Orang Normal, Benarkah?
Dilansir dari Youtube PBS NewsHour, reaksi terhadap pidato Netanyahu bervariasi.
Gerakan perlawanan Hamas menegaskan penolakannya terhadap pidato tersebut, yang mereka anggap mengingkari kenyataan sejarah dan mengungkap sikap Zionis Israel yang radikal dan rasis.
Sementara itu, hubungan Israel dengan negara-negara tetangga Arab, termasuk Arab Saudi, telah mengalami penurunan.
Baca Juga: Ilmuwan Amerika Serikat Temukan Cara Melemahkan Nyamuk DBD, Strategi Jitu Sebelum Tertular
Laith Arafeh, perwakilan Otoritas Palestina untuk Jerman, mengkritik tindakan Netanyahu di media sosial.
Dia mengatakan bahwa tidak ada penghinaan yang lebih besar bagi setiap prinsip dasar PBB daripada melihat Netanyahu menampilkan “peta Israel” yang mencakup seluruh tanah dari sungai hingga laut.
Dia melanjutkan, “Mengabaikan Palestina dan rakyatnya, kemudian mencoba memutar audiens dengan retorika tentang ‘perdamaian’ di kawasan tersebut, sementara itu mengokohkan pendudukan bermusuhan terpanjang di dunia saat ini.”
Baca Juga: Tak Punya Otak, Ubur-ubur Belajar dari Mata dan Tentakelnya, Ilmuwan: Mereka Belajar dengan…
Peta Timur Tengah tanpa Palestina telah menjadi topik kontroversial sebelumnya. Pada tahun 2020, Presiden AS saat itu, Donald Trump, menggambarkan peta masa depan Palestina yang menunjukkan wilayah Palestina yang semakin menyusut.
Peta tersebut juga dianggap kontroversial dan menimbulkan kecaman dari pihak Palestina.
Tindakan Netanyahu ini dianggap sebagai langkah yang berpotensi memperburuk konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
Selain itu, tindakan ini juga dapat mempengaruhi hubungan Israel dengan negara-negara Arab lainnya yang telah mencapai kesepakatan perdamaian dengan Israel.
Pemaparan peta Timur Tengah Baru oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Sidang Umum PBB ke-78 menimbulkan kontroversi dan reaksi yang beragam dari berbagai pihak.
Tindakan ini dianggap sebagai bentuk provokasi dan penghinaan terhadap prinsip dasar PBB dan hak-hak Palestina.
Baca Juga: Benarkah Kucing Bisa Melihat Hal yang Tak Bisa Dilihat Manusia? Dokter Hewan Ini Ungkap Faktanya
Dampak dari tindakan ini belum dapat diprediksi, namun dapat mempengaruhi hubungan Israel dengan negara-negara Arab dan memperburuk konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung lama.***