Gandeng Kanada, Kalimantan Utara Bangun Bandara Hijau Pertama Senilai Rp3 Triliun, Digarap Kapan?

InNalar.com – Pertama di Indonesia, terdapat rencana megaproyek pembangunan bandara internasional karena menggunakan konsep green airport.

Pembangunan bandar udara tersebut berada di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara (Kaltara).

Tepatnya bandar udara ini nantinya akan berada di antara daerah Tanjung Selor sebagai Ibu Kota Kaltara dengan KIHI (Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI).

Baca Juga: Merugi Rp439 Miliar! Pembangunan Bendungan di Lampung yang Masuk PSN Malah Dikorupsi, Benarkah?

Perlu diketahui, KIHI merupakan megaproyek yang di dalamnya akan terdapat banyak industri.

Industri tersebut seperti smelter, pabrik dan banyak lagi.

Tentu pembangunan bandar udara hijau atau green airport ini cukup penting, karena akan memudahkan aksesibilitas dan mobilitas di Kaltara yang akan semakin maju.

Baca Juga: Rogoh Fulus Rp2,4 Miliar, PT Pelindo II Upgrade Pelabuhan Eksisting di ‘Kota Minyak’ Papua Barat, Kapasitas 120 TEUs Dikerek Naik Jadi…

Bahkan untuk membangun green airport ini, pemerintah telah melakukan kerja sama dengan perusahaan asal Kanada.

Perusahaan yang dimaksud adalah Canadian Commercial Corporation (CCC) dari Kanada.

Menariknya, kerja sama ini bisa terjadi ternyata disebabkan karena dilakukannya pertemuan G20 di Bali kemarin.

Baca Juga: Dianggarkan China Rp5 Triliun, Proyek Terowongan Air Sumatera Selatan Sudah 15 Tahun Tak Kunjung Digarap, Penyebabnya…

Pertemuan tersebut membuat terjadinya nota kesepahaman antara pemerintah Kanada melalui Canadian Commercial Corporation dalam mendukung studi dan pengembangan green airport di Tanjung Selor.

Dilansir InNalar.com dari Antara, untuk merealisasikan pembangunan proyek tersebut, diperkirakan estimasi investasinya mencapai 200 juta dolar AS.

Jika dikonversikan, maka jumlah yang diperlukan dalam melaksanakan megaproyek tersebut sekitar Rp3 triliun.

Baca Juga: Dihuni 357 Kepala Keluarga, Desa Wisata di Kabupaten Lahat Ini Miliki Potensi Ekowisata Pedesaan, Apa Saja?

Diketahui pada Desember 2023 kemarin, tengah dilakukan dan disusun mengenai Detail Engineering Design (DED).

Sementara untuk feasibility study (FS) dari pembangunan bandara megah berkonsep hijau atau green airport ini sudah rampung.

green airport yang dimaksud adalah penggunaan rendah karbon dengan energinya menggunakan solar panel, dan tidak menggunakan minyak bumi.

Baca Juga: Eksplorasi Migas East Pondok Aren di Bekasi Dinyatakan Aman Sesuai ‘Standar Safety’, Intip Potensi Gas dan Minyaknya!

Sebab itulah bandar udara ini nantinya diklaim akan jadi yang pertama di Indonesia karena menggunakan konsep hijau.

Jika sesuai rencana, maka peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan bandar udara di Kalimantan Utara yang bekerja sama dengan Kanada ini akan dilakukan pada awal tahun 2024.

Sedangkan untuk lahan yang diperlukan, diperkirakan nantinya akan membutuhkan seluas 500 hektar.

Baca Juga: Gandeng Uzma Group Malaysia, Pertamina Drilling Sukses Tembus Pasar Internasional Guna Kerja Sama Penyediaan Jasa Gas Monitoring System

Selain itu, bahkan runway yang akan dimiliki green airport di kabupaten Bulungan tersebut akan memiliki panjang hingga 4000 meter. ***

 

Rekomendasi