Gak Cuma Ruwet Pembebasan Lahan, Jalan Tol Rp1,6 Triliun di Medan, Sumatera Utara Ini Sempat Ekstra Disorot Gegara Masalah Ini


inNalar.com –
Dampak pembangunan jalan tol di Medan ini sudah mulai dirasakan, terlihat dari ekonomi Sumatera Utara yang makin bergeliat.

Meski sebelumnya pembangunan Jalan Tol Medan-Binjai di Sumatera Utara ini tentu melalui keruwetan pembebasan lahan.

Disebut ruwet karena progresnya sempat membuat proyek ini mangkrak dua tahun.

Baca Juga: Balada Alihfungsi Hutan Kaltim Demi Megaproyek Jalan Tol di Balikpapan Berujung Ganti Rugi Lahan ‘Penguasa’ Tanah Negara

Namun di samping wara-wirinya persoalan pembebasan lahan ternyata proyek jalan tol di Medan ini masih punya tantangan lain.

Tantangan besar pembangunan Tol Medan-Binjai di Sumatera Utara selain pembebasan lahan adalah persoalan kontur tanah yang riskan.

Lokasi pembangunan proyek jalan lebar ini tepat berada di wilayah daratan rawa sebagaimana karakteristik tanah di Jalan Tol Trans Sumatra.

Baca Juga: Tak Hanya Biayanya yang Membengkak, Tol Probolinggo Banyuwangi Juga Sempat Terganjal oleh Masalah…

Kementerian PUPR sempat ekstra cermat menyelesaikan permasalahan yang satu ini.

Oleh karena itulah Kementerian PUPR mendesain khusus ruas tol ini agar sarana transportasi penumbuh ekonomi ini tetap aman dilintasi para pengendaranya.

Melihat tantangan topografi Jalan Tol Medan-Binjai, akhirnya desain struktur jalan tol ini harus melalui proses pengerasan ekstra kuat.

Baca Juga: Ironi Wajah Infrastruktur IKN Rp8,5 Triliun, Megaproyek Jalan Tol di Balikpapan, Kalimantan Timur Ini Malah ‘Nyabet’ Alam

Hutama Karya selaku pengembang ruas tol ini pun akhirnya sempat melakukan review kembali desain infrastrukturnya.

Tentu imbasnya proses pembangunan Jalan Tol Medan-Binjai di Sumatera Utara ini menjadi lebih lama.

Tantangan terberatnya adalah bagaimana merealisasikan proyek senilai Rp1,6 triliun ini selesai tepat waktu tetapi juga aman dan matang.

Dari kecermatan tantangan kontur tanah tersebut akhirnya tiang pancang menjadi penguat timbunan materialnya.

Proses tahapan pengerasan tanah proyek jalan tol di Sumatera Utara ini pun perlu dilalui penyedotan air agar lahan garap menjadi kering dan keras.

Walau bagaimana pun, memang permasalahan lahan tetap menjadi tantangan besar Hutama Karya.

Pasalnya sengkarut masalah tersebut membuat biaya konstruksi semakin gembung dan waktu penyelesaiannya molor.

“Pengerjaan jadi lebih panjang, akibatnya biaya membengkak”, tutur Wahyu Utomo selaku Kepala Tim Pelaksana KPPIP.

Sebagai informasi, jalan tol di Sumatera Utara ini terbagi menjadi tiga seksi meliputi sebagai berikut.

Seksi I terbentang dari Tanjung Mulia sampai dengan Helvetia yang panjangnya 6,27 kilometer.

Seksi II bermula dari Helvetia sampai dengan Semayang, panjang ruas ini 6,1 kilometer.

Seksi III mulai dari Semayang hingga Binjai dengan panjang bentang mencapai 4,2 kilometer.

Tol Medan-Binjai merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).

Adapun lokasi pembangunan proyek sepanjang 16,8 kilometer ini terpusat di Sumatera Utara.

Menariknya, ruas tol ini mulai bisa menembus dan terkoneksi ke Tol Belawan hingga Tebing Tinggi.

Sementara proyek pembangunan lanjutan jalan tol dari Binjai menuju langsa sebagiannya telah dibuka pada Januari 2024.***

Rekomendasi