Gaet Jepang, Proyek JSS Rp 14,5 Triliun Ini Digadang Menjadi Jawaban dari Masalah Sanitasi DKI Jakarta

inNalar.com – Jakarta Sewerage System (JSS) merupakan salah satu inisiatif yang diambil untuk menjawab permasalahan dalam hal sanitasi dan pengelolaan air limbah Ibu kota.

Dengan populasi yang terus meningkat di DKI Jakarta, menjadikan kebutuhan akan sistem sanitasi yang efisien menjadi semakin mendesak.

Jakarta Sewerage System merupakan proyek ambisius yang diluncurkan sebagai upaya terhadap permasalahan serius terkait pencemaran lingkungan.

Baca Juga: Cetak Rekor Arsitektur Dunia! Masjid Bawah Tanah Seluas 1.200 M2 di Turki Ini Terinspirasi dari Gua Hira

Juga sebagai bentuk kepedulian terhadap kesehatan masyarakat akibat sistem sanitasi yang tidak memadai.

Kerjasama antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Japan International Cooperation Agency (JICA) menjadi landasan bagi pelaksanaan proyek ini.

Proyek JSS dibagi menjadi beberapa zona, mulai dari Zona 1 hingga Zona 14, dengan fokus awal pada Zona 1 dan Zona 6.

Baca Juga: Proyek Kolonisasi Mars Makin Nyata! Elon Musk Bakal Kirim Manusia Ke Planet Merah 2 Tahun Lagi

Zona 1 mencakup area strategis di Jakarta Pusat dan Selatan, sementara Zona 6 meliputi wilayah Jakarta Utara.

Setiap zona dirancang untuk mengimplementasikan teknologi pengolahan air limbah modern yang akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem sanitasi.

Total biaya proyek JSS diperkirakan mencapai sekitar Rp14,5 triliun untuk dua zona awal.

Baca Juga: Hilirisasi RI Makin Ngegas! Smelter Tembaga di Sumbawa Kapasitasnya Tembus 900 Kilo Ton Konsentrat per Tahun

Dengan sumber pendanaan utama berasal dari bantuan pemerintah Jepang melalui JICA, serta anggaran daerah DKI Jakarta.

Untuk Zona 1, estimasi biaya mencapai kurang lebih Rp9,87 triliun, sedangkan untuk Zona 6 sekitar kurang lebih Rp4,6 triliun.

Investasi ini diharapkan dapat memberikan dampak jangka panjang bagi kualitas hidup masyarakat DKI Jakarta.

Baca Juga: Telan Biaya Rp2,1 Triliun, Rumah Sakit Katastropik di Jawa Timur Ini Jadi yang Terbesar di Indonesia

Hingga saat ini, progres pembangunan pada Zona 1 telah mencapai sekitar 60%, sementara Zona 6 berada pada angka sekitar 45%.

Proyek ini mengadopsi teknologi pengolahan air limbah canggih seperti A2O (Anaerobic-Anoxic-Oxic) processing technology dan Integrated Fixed-bed Film Activated Sludge (IFAS).

Yang dimana teknologi ini dirancang untuk meningkatkan efisiensi pengolahan air limbah sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Baca Juga: Dibantu Uni Emirat Arab (UEA), Renovasi GOR Manahan Solo Diperkirakan Telan Dana hingga Rp47,3 Miliar!

Dengan selesainya proyek JSS, diharapkan kualitas air di sungai-sungai DKI Jakarta akan meningkat signifikan.

Pengurangan pencemaran dari limbah domestik akan memberikan kontribusi positif terhadap ekosistem lokal serta kesehatan masyarakat.

Proyek ini tidak hanya berdampak pada lingkungan tetapi juga memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang luas.

Peningkatan sistem sanitasi akan berkontribusi pada kesehatan masyarakat dengan mengurangi risiko penyakit yang ditularkan melalui air.

Selain itu, proyek ini juga berpotensi menciptakan lapangan kerja selama fase konstruksi dan operasional.

Meskipun proyek JSS menjanjikan banyak manfaat, pelaksanaannya tidak tanpa tantangan.

Beberapa masalah yang dihadapi termasuk koordinasi antar lembaga pemerintah yang kompleks, serta risiko lingkungan yang mungkin muncul selama proses konstruksi. ***

 

Rekomendasi