

inNalar.com – Kalimantan Utara diproyeksikan akan miliki Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan yang digadang bakal jadi yang terbesar se-Asia Tenggara.
Proyek PLTA di Kalimantan Utara ini merupakan bentuk komitmen kuat Pemerintah RI dalam membangun sebuah kota berbasis energi hijau.
Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, dilansir dari laman ksp.go.id, bahwa keberadaan proyek PLTA ini menunjukkan kegigihan Indonesia menuju transformasi energi.
Tentu dana investasi pembangunan PLTA di Kalimantan Utara ini sangat fantastis, nilainya mencapai USD 17,8 miliar atau setara Rp270 triliun.
Dengan menggaet perusahaan energi listrik Jepang, yakni Sumitomo Corporation, PLTA Kayan bakal pasok listrik wilayah Kalimantan Utara sampai dengan IKN Kalimantan Timur.
Pembangkit listrik ini diramalkan bakal menghasilkan energi bersihnya mencapai 9.000 megawatt.
PLTA Kayan ini juga akan memiliki 5 bendungan yang dilengkapi dengan 5 sampai 6 turbin pembangkit.
Pengerjaan proyek PLTA termegah di Kalimantan Utara ini diawali dengan pembangunan sarana jalan menuju lokasi pembangunan.
Setidaknya jalan yang telah terbuka menuju lokasi Bendungan Kayan ini panjangnya sekitar 12 kilometer.
Pemanfaatan Sungai Kayan yang berada di Kecamatan Peso, tepatnya di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara ini diharapkan akan lebih optimal dengan keberadaan PLTA ini.
Pembangunan PLTA Kayan di Kalimantan Utara ini akan memakan lahan seluas 12.000 hektare.
Pada Rabu, 31 Oktober 2022, PT Kayan Hydro Energi (KHE) dan perusahaan China, yakni Powerchina International Group Limited melakukan tanda tangan kontrak pembangunan Bendungan Kayan 1.
Diproyeksikan bendungan 1 tersebut akan difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Dilansir dari laman kaltara.bpk.go.id, PLTA Kayan 1 diramalkan bakal rampung digarap pada tahun 2026 mendatang.
Adapun untuk bendungan yang kedua sampai dengan yang kelima diperkirakan setiap pengerjaan bendungan PLTA tersebut bakal makan waktu 3 tahun.***