Ford Injeksi Modal Rp88,71 M, Proyek Pabrik Nikel di Kolaka Sulawesi Tenggara Kini Digarap 3 Emiten Raksasa, Bersiap Genjot Produksi Jumbo hingga…

inNalar.com – Perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, Ford Motor Company akhirnya mulai tancap gas untuk mengejar impian produksi 2 juta baterai EV.

Manuver Ford ini terlihat saat pihaknya resmi mulai ikut urun modal dalam proyek pembangunan pabrik nikel Blok Pomalaa yang berada di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Produsen mobil asal Amerika Serikat ini diketahui telah menggelontorkan dana investasi sebesar Rp88,71 miliar.

Baca Juga: Hanya Ada 1 Desa! Wisata Pulau Galo-Galo di Maluku Utara Ini Punya Julukan ‘The Island of Heaven’, Daya Tariknya…

Seiring dengan investasi modal ini, Ford kini menggenggam 8,5 persen saham PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI).

Informasi ini secara langsung diumumkan dalam laporan keterbukaan informasi oleh PT Vale Indonesia Tbk (INCO) selaku perusahaan yang menaungi KNI.

Kabar penting ini diinformasikan pihak perusahaan perwakilan Indonesia pada Jumat, 22 Desember 2023.

Baca Juga: Dibangun di Dekat Laut, Jembatan Megah di Bantul Sepanjang 1.900 Meter Ini Punya Teknologi Modern LRB, Apa Itu?

Perlu diketahui bahwa KNI merupakan anak perusahaan PT Vale Indonesia Tbk yang didirikan untuk wujudkan pembangunan pabrik nikel penghasil baterai EV.

Dengan masuknya emiten AS dalam kepemilikan saham, artinya garapan proyek senilai Rp67,5 triliun ini bakal dikerjakan dengan kolaborasi tiga perusahaan raksasa global.

Artinya pula, pihak emiten ternama ini juga memiliki kontrol langsung terhadap pasokan nikel dari produksi Pabrik HPAL yang berlokasi di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Baca Juga: Dibangun di Dekat Laut, Jembatan Megah di Bantul Sepanjang 1.900 Meter Ini Punya Teknologi Modern LRB, Apa Itu?

Selain Ford Motor Company, anak usaha PT Vale Indonesia Tbk (INCO) beserta Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou) akan menggarap pembangunan pabrik penghasil baterai EV ini.

Dengan adanya langkah signifikan tersebut, diharapkan proyek yang telah memasuki tahap pertama pengerjaan bakal mencapai target produksi hingga 2 juta baterai EV pada akhir 2026.

Melansir dari situs KPPIP, nantinya pabrik pengolah nikel ini diproyeksikan bakal memiliki kapasitas produksi 120.000 ton Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).

Baca Juga: Habiskan Dana Rp1,22 Triliun, Kawasan Industri di Kalimantan Barat Ini Buka Berbagai Peluang Investasi, Apa Saja?

Teknologi yang akan diterapkan dalam proses pengolahannya pun menggunakan High Pressure Acid Leaching (HPAL).

Dengan adanya sinergi antara tiga perusahaan raksasa ini, sedikit demi sedikit impian Indonesia dalam mewujudkan ekosistem electric vehicle semakin cerah dan terwujud.

Sebagai informasi tambahan, usai Ford menggenggam 8,5 persen saham PT Kolaka Nickel Indonesia, terjadi perubahan struktur kepemilikan dalam perusahaan tersebut.

Baca Juga: Handal Dalam Penerapan GCG, BRI Dinobatkan Sebagai Indonesia Most Trusted Company

Huaqi (singapore) Pte Ltd. sejauh ini masih menjadi pemegang saham utama dengan dominasi kepemilikan 73,20 persen.

PT Vale Indonesia Tbk sendiri diketahui hanya memiliki 18,30 persen saham KNI dengan nilai transaksi sebesar Rp191 miliar.

Adapun sisanya dimiliki oleh perusahaan otomotif asal Amerika Serikat, ditandai dengan adanya kepemilikan 88.716 saham senilai Rp88,71 miliar.***

Rekomendasi