Flyover Juanda: Apakah Dana Rp363 Miliar Cukup untuk Mengatasi Kemacetan di Bundaran Aloha?


inNalar.com
– Flyover Juanda di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, telah menjadi sorotan publik sejak pembangunannya dimulai pada tahun 2022.

Dengan biaya sebesar Rp 363 miliar, flyover ini diharapkan mampu mengurai kemacetan di simpang tiga Bundaran Aloha dan meningkatkan aksesibilitas ke Bandara Internasional Juanda.

Namun, apakah investasi sebesar ini cukup untuk mengatasi masalah lalu lintas yang sudah lama menghantui wilayah tersebut?

Baca Juga: Lembang Bakal Jadi Kota Baru? 3 Wilayah di Kabupaten Bandung Barat Inilah Calon Penghuninya

Awalnya dikenal sebagai Jembatan Layang Aloha, namanya kemudian diubah menjadi Djuanda untuk menghormati jasa Pahlawan Nasional Djuanda Kartawidjaja.

Perubahan nama ini tidak hanya memberikan nilai historis, tetapi juga memperkuat identitas lokal Sidoarjo.

Flyover Djuanda memiliki panjang total 858 meter, terdiri dari dua bagian utama terdapat bagian jembatan layang A sepanjang 435 meter yang menghubungkan Sidoarjo dengan Jalan Akses Bandara Juanda.

Baca Juga: Ini Dia 6 PLTU Terbesar di Indonesia, Urutan Satu Penyumbang Energi Listrik Pulau Jawa dan Bali

Flyover B sepanjang 423 meter menghubungkan Akses Bandara Juanda dengan Surabaya.

Struktur ini dirancang untuk mengurai kemacetan di perlintasan sebidang rel kereta api dan simpang tiga Bundaran Aloha.

Di sekitar infrastruktur ini, terdapat taman dengan monumen ikonik setinggi 12 meter yang terbuat dari polyester fiber resin.

Baca Juga: Tasikmalaya Punya Bendungan Termahal di Indonesia, Peras Dana Besar Tapi Pembangunannya Lelet?

Monumen ini memiliki tiga simbolis: Lambang Garuda, ikon Udang, dan Bandeng yang melambangkan kekhasan daerah Sidoarjo.

Keberadaan monumen ini menambah nilai estetika dan menjadi daya tarik tersendiri bagi warga dan pengunjung.

Pembangunan flyover ini bertujuan untuk mengurai kemacetan yang sering terjadi di simpang tiga Bundaran Aloha dan perlintasan sebidang rel kereta api.

Baca Juga: Didulang Arab Saudi Rp1,15 Triliun, Megaproyek PLTS Terapung Kebanggaan Jawa Barat Ini Kapasitasnya Jumbo

Dengan adanya jembatan layang ini, diharapkan arus lalu lintas menjadi lebih lancar, risiko kecelakaan berkurang, dan aksesibilitas ke Bandara Internasional Juanda meningkat.

Proyek ini memakan biaya sebesar Rp 363 miliar dan selesai pada awal 2024. “Dibangun sejak 2022 dengan anggaran sebesar Rp363 miliar,” tutur Presiden RI Joko Widodo, dikutip dari laman Presiden RI.

Investasi besar ini mencerminkan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan infrastruktur transportasi dan mengatasi masalah kemacetan yang sudah lama menjadi keluhan masyarakat.

Baca Juga: Terbesar ke-2 Indonesia, PLN Gaet Hongkong Bangun PLTS Terapung di Malang: Produksi Listrik 218 GWh!

Meskipun Flyover Juanda diharapkan dapat mengatasi kemacetan di Bundaran Aloha Sidoarjo, efektivitasnya masih perlu diuji seiring berjalannya waktu.

Faktor-faktor seperti pertumbuhan jumlah kendaraan, kepatuhan pengguna jalan, dan pengelolaan lalu lintas akan sangat mempengaruhi keberhasilan jalan layang ini dalam jangka panjang.

Flyover Juanda adalah salah satu proyek infrastruktur besar yang diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam mengurai kemacetan di Sidoarjo.

Dengan biaya Rp 363 miliar, flyover ini tidak hanya berfungsi sebagai solusi transportasi, tetapi juga menjadi simbol baru bagi warga Sidoarjo.

Namun, efektivitasnya dalam jangka panjang masih perlu dipantau dan dievaluasi.***

Rekomendasi