El Nino Belum Berakhir, Puluhan Ribu Warga Cilacap Kekeringan, Rela Antre sampai Malam untuk Dapat Air Bersih!

inNalar.com – Dalam istilah informasi iklim, El Nino merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut diluar kondisi normal yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Dari pemanasan ini, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah, sehingga mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia.

Berdasarkan data kepala BMKG Stasiun Klimatologi Dwikorita Karnawati Jawa Tengah, bahwa kekeringan yang disebabkan oleh fenomena El Nino diperkirakan berakhir hingga Januari 2024.

Baca Juga: Habiskan Dana Sampai Rp 476 Triliun, Jalan Tol Trans Sumatera Jadi Mega Proyek Termahal di Era Jokowi

Daerah yang terkena dampak El Nino cukup besar terjadi di sebagian wilayah Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, dan Lampung.

Sementara itu wilayah yang diprediksi dengan curah hujan rendah sampai berpotensi kekeringan adalah sebagian Pulau Jawa, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Barat.

Kemudian Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sukawesi Selatan, Sulawesi tengah, dan Sulawesi tenggara.

Baca Juga: Mega Proyek Pelabuhan Patimban Subang, Jawa Barat Memasuki Fase 1-2, Pembebasan Lahan Mencapai Rp900 Miliar?

Cilacap, Jawa Tengah menjadi salah satu wilayah yang terdampak kekeringan akibat kemarau panjang.

Berdasarkan data dari nu.or.id, 55.755 warga atau 18.345 kepala keluarga yang tersebar di 50 desa dan 14 kecamatan terdampak kekeringan.

Warga di Cilacap, Jawa Tengah yang terkena dampak kekeringan mengalami kesusahan mendapatkan air bersih.

Baca Juga: Unik! Hutan Hujan Sebelah Utara Pulau Kalimantan Ditemukan Spesies Hewan Baru, Kok Bisa?

Air bersih untuk kebutuhan mandi, memasak, mencuci baju, dan kebutuhan lainnya kini sulit didapatkan sejak kemarau dua bulan lalu.

Bahkan warga harus rela jalan dengan jarak berkilometer hanya untuk membawa pulang air bersih.

Tidak hanya jarak yang jauh, perjuangan warga Cilacap, Jawa Tengah harus mengantre hingga malam karena banyaknya yang mengambil air dari irigasi.

Selain kurangnya pasokan air bersih, kekeringan di Cilacap berdampak pada sektor pertanian yang sangat mengandalkan air.

Pola curah hujan yang berubah dan kenaikan suhu udara mengakibatkan produksi pertanian menjadi turun dengan signifikan.

Sehingga iklim yang ekstrem tersebut membawa dampak buruk bagi para petani yaitu mengalami gagal panen.***

 

Rekomendasi