Ekonominya Terguncang Akibat Perang, Israel Kembali Bikin Onar Bakar Rumah, Mobil, dan Gudang Dekat Betlehem

inNalar.com – Perekonomian Israel tengah menderita karena serangan terus menerus terhadap Palestina.

Tel Aviv menderita karena menurunnya permintaan dan meningkatnya biaya, serta kekurangan tenaga kerja.

Kini, Israel telah menyerang Jalur Gaza sejak Oktober dan menewaskan sekitar 30 ribu warga sipil.

Baca Juga: Dibalik Kemegahannya, Intip Sisi Gelap Mega Proyek Kota Baru Arab Saudi Senilai Rp7,8 Triliun

Diketahui bahwa Israel telah memanggil 350 ribu warga sipil untuk bergabung dengan tentara sebagai cadangan.

Biaya pemanggilan pasukan cadangan, serta penurunan produktivitas karyawan di beberapa sektor, berjumlah 630 juta USD per minggu.

Biaya ekonomi tidak mencerminkan biaya berkurangnya permintaan, kekurangan pekerja Palestina dan asing, dan hal-hal lainnya.

Baca Juga: Menelan Dana Rp7,8 Kuadriliun, Mega Proyek Kota Baru di Arab Saudi Ini Memperkenalkan Sejumlah Destinasi Baru Pada 2023

Kerugiannya diperkirakan akan meningkat karena Israel terus memperluas serangan terhadap Palestina dan jatuhnya korban dari militer Israel.

Dilansir inNalar.com dari aa.com.tr, Pemerintah Israel mulai memberlakukan embargo terhadap pekerja Palestina, meskipun keputusan tersebut menyebabkan guncangan pasokan dalam perekonomian.

Biaya bulanan embargo terhadap karyawan Palestina dapat meningkat hingga 1 miliar USD.

Baca Juga: Diresmikan pada 2016, Jembatan di Ambon Senilai Rp779,2 Miliar Ini Sempat Dipertanyakan Ketahanannya, Kenapa?

Perekonomiannya makin terguncang, tentara Militer Israel kembali bikin onar.

Pada hari Jum’at, 16 Februari 2024, paramiliter ilegal Israel menyerbu desa Kisan, sebelah timur kota Bethlehem di Tepi Barat yang diduduki, dan membakar sebuah rumah, mobil, dan dua gudang.

Para militer berasal dari koloni Maale Amos, yang dibangun secara ilegal di atas tanah curian Palestina di desa tersebut.

Baca Juga: Injeksi Modal Anak Usaha, PT Lautan Luas Tbk Targetkan Pendapatan Tumbuh hingga 12 Persen

Semua koloni Israel di Tepi Barat yang diduduki, termasuk wilayah yang berada di dalam dan sekitar Yerusalem Timur, adalah ilegal berdasarkan Hukum Internasional.

Kisan menjadi sasaran pelanggaran terus-menerus oleh tentara Israel dan penjajah yang berulang kali membakar properti, menyerang warga, dan berupaya menyita tanah.

Selasa lalu, sekelompok penjajah ilegal Israel menyerang keluarga Ibrahim Sawarka di Kisan, sebelum mencuri domba, mobil, dan traktor.***

Rekomendasi