
inNalar.com – Taukah Kamu? Ternyata di Provinsi Banten, tepatnya Kota Tangerang, ada sebuah pemukiman unik yang tadinya dikenal kumuh kini berubah drastis menjadi desa yang mampu menarik perhatian masyarakat, inilah Kampung Markisa.
Lokasinya tak jauh dari keramaian kota, kawasan unik ini berada di Jalan Ks Tubun No.17 RT 01 RW 03, Kelurahan Pasar Baru, Kecamatan Karawaci, Kota Tangerang, Provinsi Banten. Sekitar 54 KM dari Serang.
Lantas, kenapa ya bisa disebut Kampung Markisa? Apakah masyarakatnya bermuka masam atau mungkin warganya sangat energik seperti kesegaran buah asal wilayah tropis itu?
Baca Juga: Jangan Sampai Keliru! Begini Cara Mudah Membedakan Uang Koin Kuno Asli dan Palsu
Ternyata bukan itu alasannya, pemukiman unik ini disebut demikian karena memang mayoritas warganya menanam buah asam ini di pekarangan rumah mereka, sehingga jumlahnya pun sangat banyak.
Di sisi lain, penamaannya juga didasarkan pada keinginan dan komitmen masyarakat agar tempat tinggalnya tak lagi menjadi kawasan kumuh yang dianggap sebelah mata. Loh, kenapa nih?
Pasalnya, dulu pemukiman ini dinilai kurang sehat karena terdapat banyak sampah yang berserakan di mana-mana, sehingga saluran airnya sempat tersumbat dalam waktu yang lama.
Akibatnya, selain terlihat kotor dan tercium aroma bau sampah, penduduk sekitar banyak yang terserang berbagai penyakit menular, seperti halnya diare, penyakit kulit dan lain sebagainya.
Sebelum kondisinya semakin membahayakan, untungnya masyarakat dan pemerintah setempat sadar untuk melakukan perubahan demi tempat tinggal mereka.
Ternyata, penamaan diksi kampung yang berada di pusat kota Tangerang, Banten ini merupakan sebuah akronim unik, loh! yaitu “Mari Kita Sadar!”.
Baca Juga: Hoaks! Uang Kuno Seri Soekarno yang Bisa Melengkung Sendiri Ternyata Palsu, Ini Faktanya
Tentunya, pada masanya, slogan ini tak jauh dari persoalan lingkungan, yakni bertujuan agar lebih memotivasi seluruh elemen masyarakat akan kebersihan lingkungan dan pola hidup yang baik.
Menyadur YouTube ProKomp Kota Tangerang, pada Selasa (17/12), ternyata kesadaran warga kampung unik yang ada di Provinsi Banten tersebut sejalan dengan program pemkot untuk membangun kemandirian masyarakat.
Meski sebelumnya desa tersebut kumuh, sejak adanya program PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) yang kemudian menghadirkan sejumlah inovasi yang berasal dari warga setempat transformasi terjadi semakin mengagumkan hari demi harinya.
Baca Juga: Mau Terjun ke Dunia Numismatik? Kenali Potensi Untung Investasi Koleksi Uang Kuno
Aksi menakjubkan ini dimulai dari 2014 hingga 2017, warga dan pemerintah setempat bergotong royong melakukan pemberantasan gunungan sampah.
Pada saat itu pula, secara sukarela masyarakat termotivasi untuk membangun tempat tinggalnya agar menjadi lebih layak huni dan layak dikunjungi. Keren ya!
Tak hanya omon-omon belaka, beragam inovasi tersebut perlahan diwujudkan berkat kolaborasi yang kuat, layout di daerah ini menjadi full warna warni dengan lukisan mural yang mempesona.
Di samping itu, mereka juga menyulap tempat tinggalnya menjadi lahan hijau yang asri, dimulai dari bekerja sama menyediakan tanaman, medianya hingga infrastrukturnya yang didukung pemerintah.
Oleh karenanya, jika berkunjung ke sana, di tengah-tengah pemukiman terdapat sebuah kebun khusus markisa, aneka jenis sayuran, tanaman hias hingga tanaman-tanaman hydroponik yang segar.
Tak hanya itu, loh! Bagian unik dari Kota Tenggerang ini juga memiliki tambak ikan dan budidaya pemanfaatan beragam barang bekas yang diolah menjadi hiasan menarik untuk tempat umum.
Bahkan tak hanya mementingkan sisi dekoratif, dari aspek edukatifnya, mereka menyediakan sebuah perpustakaan mini dengan beragam koleksi buku, juga terdapat sebuah masjid, karena mayoritas masyarakatnya beragama Islam.
Pada saat peresmian, daerah ini sempat menggelar pasar digital yang menghadirkan beragam perlombaan seperti melukis tembok hingga menghadirkan beragam jajanan unik. Penasaran?
Baca Juga: Uang Langka Berbahan Emas, Koin Pecahan Rp10.000 Tahun 1970 Ini Bisa Laku Jutaan Rupiah
Salah satu makanan unik versi mereka yang berbeda dengan daerah lain yaitu, Mieredagi yang merupakan perpaduan mie rebus dengan daun gingseng. Sudah pernah coba?
Melansir tangerangkota.go.id, pada Selasa (17/12). Wali Kota Tangerang Arief R. Wismansyah, yang pada 2016 masih menjabat pernah menyampaikan sebuah harapannya untuk Kampung Markisa.
Ia berharap, kesuksesan salah satu kampung binaanya ini dapat menginspirasi kampung-kampung yang lain untuk lebih meningkatkan potensinya.
Untuk diketahui, hingga saat ini pun, kawasan tersebut rupanya tetap menjadi destinasi wisata tematik yang masih diminati masyarakat. Tertarik untuk berkunjung? ***