

inNalar.com – Sebuah daerah yang dinobatkan sebagai kabupaten termuda di Jawa Barat, letaknya sekitar 211 kilometer dari Kota Bandung.
Disebut sebagai kabupaten termuda di Jawa Barat, karena wilayah bernama Pangandaran ini terlahir dari pemekaran Kabupaten Ciamis.
Belum terlalu lama pembentukannya, karena daerah daerah tersebut baru terbentuk pada tahun 2012.
Pangandaran memisahkan diri dari Ciamis setelah ada aturan pembentukan kabupaten baru di Jawa Barat.
Aturan pembentukan kabupaten baru di Jawa Barat ini kemudian disahkan melalui Undang-undang Nomor 21 Tahun 2012.
Dalam ketetapan yang telah diresmikan tersebut, daerah seluas 1.010 kilometer persegi ini menaungi 10 kecamatan.
Kesepuluh kecamatan yang berada di wilayahnya meliputi Cijulang, Cimerak, Cigugur, Kalipucang, Langkaplancar.
Lebih lanjut ada pula Kecamatan Mangunjaya, Sidamulih, Parigi, Padaherang, dan Pangandaran itu sendiri.
Adapun ibukota dari kabupaten termuda di Jawa Barat ini berpusat di Kecamatan Parigi.
Kabupaten yang berjarak 5,5 jam dari pusat Kota Bandung ini diketahui memiliki kesejarahan yang cukup unik di Jawa Barat.
Pasalnya daerah yang berbatasan langsung dengan Samudra Pasifik ini mulanya dihuni oleh para nelayan perantau asal Suku Sunda.
Para nelayan tersebut dahulu hanya sekadar melabuhkan perahunya di sebuah daratan yang kini dikenal sebagai Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.
Wilayah perairan sekitarnya sangat cocok dijadikan tempat mata pencaharian mereka karena gelombang laut yang terbilang aman.
Para perantau nelayan itu terlalu nyaman dengan daerah sandaran perahu mereka.
Sebab daerah perairan sekitar sangat berlimpah ikan dan mampu menjadi tempat yang memberikan kesejahteraan bagi mereka.
Pada akhirnya, para nelayan pendatang tersebut menetap di sana dan turun-temurun memiliki profesi serupa.
Kesejarahan yang dikisahkan itu pula yang membuat nama Pangandaran disebut berasal dari gabungan dua kata.
Kedua kata yang tergabung tersebut adalah ‘Pangan’ dan ‘daharan’ yang maknanya adalah tempat mencari nafkah.
Seiring berjalannya waktu, daerah ini semakin dilirik oleh Pemerintah Hindia-Belanda berkat keanekaragaman hayati.
Berlanjut dilestarikan hingga saat ini, diketahui total luas wilayah cagar alam kabupaten paling muda di Jawa Barat ini mencapai 1000 ha.
Secara turun-temurun, penopang ekonomi yang paling unggul dari wilayah ini berasal dari sektor pertanian.
Namun tidak jarang juga masyarakat luas mengenalnya sebagai destinasi wisata bahari paling memuka di Jawa Barat.***