Dulu Dihuni Warga Spesial, Kampung Idiot di Ponorogo, Jawa Timur Kini Punya Wajah Baru yang Mengejutkan

inNalar.com – Pernahkah kamu mengetahui keberadaan sebuah kampung di Jawa Timur yang dihuni oleh sejumlah warga spesial di lereng Gunung Beruk, Ponorogo?

Disebut warga spesial sebab tercatat pada tahun 2019 desa di Ponorogo ini ditinggali oleh 96 penduduk tuna grahita atau penderita retardasi mental.

Itulah mengapa desa yang terletak di sudut pelosok Jawa Timur ini sempat dikenal luas dengan citra Kampung Idiot.

Baca Juga: Leuweung Sancang, Destinasi Wisata Eksotis di Garut Tapi Sarat Mitos Angker

Jumlah penderita retardasi mental yang terbilang luar biasa, mengingat jumlah penduduk desa ketika itu hanya sebanyak 5.794 jiwa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Finda Pratiwi dalam tugas akhirnya di Universitas Airlangga mengungkap bahwa penderita retardasi mental terbanyak berada di sebuah dusun bernama Tanggungrejo.

Dalam data tersebut terungkap bahwa ada 72 warga dengan kondisi keterbelakangan mental yang tinggal di Dusun Tanggungrejo, Desa Karangpatihan, Ponorogo, Jawa Timur.

Baca Juga: Menjelajahi Hotel Terbengkalai Bali yang Seram Tapi Keindahannya Bikin Mata Sulit Berkedip

Sisanya, para tuna grahita tersebar di beberapa dusun kampung Karangpatihan, di antaranya yaitu Dusun Krajan sebanyak 6 orang; Dusun Bibis sebanyak 10 orang; Dusun Bendo sebanyak 8 orang.

Pemandangan tak biasa dan cukup memiris hati sempat terlihat di pelosok Kampung Idiot, tepatnya di lereng Gunung Beruk Ponorogo ini.

Pasalnya, penyandang tuna grahita yang berkategori berat tampak hidup dalam keterbatasan dan membutuhkan perhatian khusus dari keluarga.

Baca Juga: Tongkonan Disebut Rumahnya Para Sultan, Habiskan Rp12 Miliar untuk Bangun Satu Rumah Adat Toraja

Bahkan stakeholder dari kampung ini yang didukung pula oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo pun urun ikut memperhatikan masyarakat dengan kebutuhan khusus.

Sedikit kilas balik menuju tahun 2014, penderita retardasi mental dengan level berat ada yang tanpa sadar memakan pasir di sekitarnya.

Namun menakjubkannya sebagian penderita berkategori menengah hingga ringan lainnya tampak rajin berjalan kaki menuju sebuah rumah Balai Latihan Kerja yang berpusat di Dusun Tanggungrejo sejak sekitar pukul 07.00 WIB.

Baca Juga: Wajib Cobain Lezatnya Kuliner Khas Magelang, Jawa Tengah Ini: Dijamin Bikin Ketagihan!

Alasan para penderita retardasi mental secara mandiri bersemangat menuju ke rumah BLK tidak lain dan tidak bukan karena ada kegiatan yang sangat penting bagi mereka.

Siapa sangka, penderita tuna grahita di Kampung Idiot di pelosok Ponorogo, Jawa Timur ini mampu bekerja dan menghasilkan uang dengan menekuni kerajinan keset.

Berpapasan dengan para penderita tuna grahita yang ramah senyum pada penduduk sekitarnya menjadi pemandangan yang biasa jika Anda berada di kampung tersebut.

Baca Juga: Wisata Kuliner Unik Jakarta, Makan di Restoran Akuarium Indoor Terbesar se-Indonesia

Salah satu penyebab kejadian luar biasa di desa tersebut diketahui karena adanya fenomena kurang gizi sejak usia anak.

Dalam penelitian tugas akhir Fitri dari Unair pun diungkap sebagai berikut, “Menurut pengakuan Mbah Paimin (90 tahun), tetua Desa Karangpatihan, pada zaman dahulu masyarakat hanya mengonsumsi katul (kulit padi) serta nasi aking dengan lauk urap dan dedaunan.”

Namun menakjubkannya, citra kampung idiot akhirnya semakin bergeser seiring berkurangnya jumlah penderita tuna grahita di desa tersebut.

Baca Juga: Tidak Perlu Jauh ke Venesia Italia! di Maluku Ada Desa Unik dengan Sungai Keramik yang Mengitarinya

Berkat kepemimpinan sosok Pak Eko Mulyadi, program pemberdayaan para warga spesial kini berhasil merubah sematan ‘idiot’ menjadi kata ‘mandiri’.

Bahkan kini, Kampung Idiot telah bertransformasi penuh menjadi sebuah desa wisata yang menyimpan segala keindahan surga tersembunyinya.

Bukit Sebrang beserta wisata air terjun eksotis di pelosok bukitnya Ponorogo menjadi daya tarik para petualang alam.

Kini, Karangpatihan tidak lagi disebut sebagai Kampung Idiot, desa mandiri sekaligus desa wisata menjadi sematan yang pas bagi pelosok serpihan surga di Jawa Timur ini.***

Rekomendasi